Monday, July 29, 2013

.kurupreT

Sekali ini mulai mendayung mega.
Mengisi rona jalanan pulang.
Kumparan angin lalu melangkah gontai, lantas menceburkan diri ke belanga sebenarnya.

Menjerang cinta beralaskan dera nan menggelegak.

Mantingan, 290713.

Selubung Jawab.

"Iya. Aku emang posesif."
"Nggak masalah kamu posesif, karena itu artinya kamu mulai peduli. Dan buat orang kayak kamu, bisa sedikiiit aja peduli udah bagus banget."


Buatmu yang menghilang.
Kamu harus tahu bagaimana rasanya hanya diam dan mengamati, terus-menerus.
Ketika kamu tidak ingin ditemani dengan cara apapun, namun tetap muncul dengan kadar kekacauan yang masih sama, kesedihan yang tercecer di mana-mana.
Aku mengkhawatirkanmu.
Aku takut terjadi sesuatu yang buruk.
Sayangnya satu-satunya hal yang bisa kulakukan adalah menyimak.
Aku peduli, hanya tidak bisa melakukan apa-apa karena kamu maunya begitu.
Tapi sepertinya kamu bahagia dengan cara seperti itu, mau apa lagi?
Aku tidak memaksa kok, kamu boleh pergi kapan saja, terserah ke mana keadaan akan membawa.
Jadi, apa salah kalau sekarang aku yang menarik diri?
Karena ya, aku sudah memasuki fase merasa ditinggalkan.
Dan kalau memang demikian, ya tak apa.

Jawaban atas pertanyaanmu.


Mantingan, 290713.

Sunday, July 28, 2013

Aku menampilkan ingatan saat kamu bergitar sambil menyanyikan lagu dengan suara lirih tak terdengar, nyaris seperti bergumam tak jelas. Kamu jarang menyelesaikan satu lagu utuh. Itu saja lagu yang asing di telingaku. Di depan kotak besar tempat kita yang mungil muat di dalamnya.

Tapi aku merindukannya. Sangat-sangat merindukannya.

Belakangan aku sering mendengarkan lagu secara acak. Parahnya, kali ini pemutar musikku memunculkan lagu-lagu yang biasa kamu dengarkan, yang orang identikkan denganmu.

Ah :')

Mantingan, 280713.

Saturday, July 27, 2013

Nona Kelana.

Kau hidup dalam mitos, bukan keabadian.


Nona.
Kau pernah mengernyit keheranan padaku, yang selalu nyaman berada di dalam kotak tanpa sedikitpun tergugah untuk mengintip dunia luar. Apalagi untuk peduli. Sangat berbanding terbalik denganmu yang tidak bisa tenggelam terlalu lama dalam suatu hal. Diam, sepertinya, sama sekali bukan citra yang pas bagi dirimu.


Katamu, "Bergeraklah, berpindahlah. Pergilah menjejak tanah-tanah baru, menyapa jiwa-jiwa baru, memeluk pengalaman-pengalaman baru. Sekali waktu hidupmu terlalu sayang jika dilewatkan dalam batasan-batasan yang bisa jadi tidak perlu."

Lalu kau tersenyum.


Ah, Nona.
Aku sudah akan mengamini perkataanmu untuk melangkah melampaui penjara imajinerku, "Tentu, Nona. Biarkan aku menemanimu dalam perjalananmu berikutnya," ketika sedetik kemudian aku menyadari bahwa kau lebih suka pergi sendirian saja. Selalu.



Untuk dua tahun lalu yang menjadikan namaku demikian. Ironisnya, setelah kami saling melepaskan, gelar itu justru kusandang tanpa ampun hingga detik ini.
Mantingan, 270713.

Friday, July 26, 2013

Jatah Kasih Sisa.

Kau memberesi laporanku yang baru setengah jadi dengan tergesa.
Kukemasi pernak-pernikku sendiri sekadarnya.
Kita matikan lampu, kita tinggalkan ruang kerja.


Kau pilih atap gedung tinggi di sudut kota.
Kugelarkan tikar untuk berbagi angkasa.
Kita saling menatap, kita saling merasa.


Keheningan mewabah.
Kau sanggup mengampu air mata.
Kusanggupkan mencumbui paraunya luka.
Kita berbalut genggam, kita membarakan bahagia.
Ke dalam denyut perkara.
Kesalahan.
Kerinduan rahasia bernapas jatah kasih sisa.
Kekasih-kekasih kita yang seharusnya.


Mantingan, 260713.

Di Kolong Meja.

Di kolong meja,
kau membagi cerita tentang mimpi yang direnggut tangan-tangan perkasa para raksasa dengan paksa.


Di kolong meja,
kau menangisi perih yang ditinggalkan usia, padanya terbaring menganga gerbang derita.


Di kolong meja,
kau memeluk ketidakpastian berselubung kemunafikan jalanan.

Di kolong meja,
kau membangun pertahanan lapuk dan nyaris sia-sia termakan zaman.


Di kolong meja,
akhirnya,
kau berlindung dari dunia.


Mantingan, 260713.

Bersisian.

Ada seseorang yang diberi Tuhan kemampuan untuk melihat masa lalu. Ia tidak bisa memilih masa lalu siapa yang akan ia lihat, maupun kapan 'penglihatan' itu datang. Tanpa peringatan, tiba-tiba sepotong kenangan terpampang di otaknya, seperti sebuah film. Hanya saja efek samping dari hal itu tidak cukup menyenangkan. Tubuhnya akan dibanjiri rasa sakit luar biasa yang bertahan bahkan hingga 'penglihatan' itu selesai diputar.

Ada seseorang yang diberi Tuhan kemampuan untuk mengintip masa depan. Melalui mimpi, media yang sebelumnya jarang ia pedulikan karena jarang ia dapatkan. Akan tetapi, semua berubah ketika sekali saja sebuah mimpi muncul, hal itu akan menjadi kenyataan. Entah secara simbolis maupun realistis.

Ada seseorang yang diberi Tuhan kemampuan untuk 'merasakan' masa kini. Nalurinya kuat, sesuatu yang selalu ia percayai dan ia lakukan. Keterhubungannya dengan orang-orang terdekatnya juga tidak wajar. Lalu di mana-mana, ia bisa membaca datangnya firasat.

Ia seolah merangkul kehidupan, bukan menitinya.

Mantingan, 260713.

Tuesday, July 23, 2013

Lelaki Jangkar.

Di dek aku dihadang kencangnya bayu.
Terombang-ambing.
Seseorang di dek atasku tepat menurunkan jangkar.
Kamu.

Dalam mimpiku tiga hari lalu.


"Ngapain dia nurunin jangkar coba? Hati-hati main hati lho La."
-Eka Anggraini, 2013.

Mantingan, 230713.

A Man's Bestfriend.

Hal yang mungkin jadi keuntungan ketika seorang laki-laki berteman dekat dengan seorang aku adalah, tidak akan timbul kecurigaan dari orang lain kalau nantinya akan 'ada apa-apa' antara kami berdua.

Bukan tipe seseorang yang bisa membuat niat awal bersahabat tertelikung jadi cinta.

Jadi, tenang saja.

Tapi, benarkah itu sebuah keuntungan?

Mantingan, 230713.

"Good night Mr. Astronaut. Have a safe flight to your dreams..."

Konsepsi mengenai pihak mana yang menyandang nama  'alien' dan pihak mana yang seharusnya bertitel demikian, kadang-kadang rancu. Dan kabur, tentu saja.


Bayangkan.
Suatu waktu kamu adalah astronot. Bersiap dengan roket yang berasap dari sakumu. Pergi ke luar angkasa. Selagi melayang-layang di luar orbit planet mana pun, kamu bertemu makhluk asing. Hal pertama yang kamu lakukan mungkin hanya satu: mengabarkan pada ibu pertiwi bahwa kamu baru saja bertemu alien.



Alien.
Bagaimana kamu menerjemahkan kata tersebut? Makhluk berkepala besar dengan mata penuh nyala, penghuni semesta penuh tanda tanya, berkendara piring terbang ke penjuru dunia. Asing. Berbeda. Akan tetapi, benarkah demikian?

Bukankah dengan posisi begitu kamu-lah sang alien? Bagi penduduk  angkasa itu, kamu sendiri juga merupakan makhluk asing nan berbeda, yang tahu-tahu datang dalam kehidupan galaktis mereka. Iya, kan?


Tahu tidak?
Aku belum pernah menjadi astronot. Sempat berpikir ke arah sana pun tidak. Namun, beberapa minggu lalu semestaku kedatangan makhluk asing. Dia berasal dari bumi, tapi aku tidak terlalu yakin. Dia berbeda dan membuat galaksiku ikut berubah seiring kehadirannya. Dia menyusup ke otakku dan mengacaukan semua jaringannya. Dia mengajakku terbang melalui kalimat-kalimatnya. Dia menguasai mesin waktu dan menciptakan relativitas di setiap pertemuan.


Menurutku, dia alien.

Sayangnya, semua orang menuntutku untuk tetap menyebutnya astronot. Baiklah. Akhirnya, kata itulah yang kupakai untuk mengucapkan salam perpisahan sesaat sebelum ia selesai menunaikan tugas dan kembali ke planetnya yang hijau.

"Good night, Mr. Astronaut. Have a safe flight to your dreams..."



Terinspirasi akun komputer Kabid Penunjang Pengurus XXVIII Palapsi, Awang Darmawan.

Ditulis dengan iringan lagu 'To The Moon'-Usher. "I've got a rocket in my pcket and I'm ready to go..."

Mantingan, 230713.

Sunday, July 21, 2013

The Other Side of Someday.

Aku ingin jatuh cinta dengan sederhana.
Sampai otakku tak sempat lagi berlogika, atau mencari-cari alasan di balik semuanya.


Mantingan, 210713.

Saturday, July 20, 2013

Mengacak Daftar Putar Lagu di Telepon Genggam.

Akhir-akhir ini, berhubung kondisi emosi naik-turun, perasaan juga tak tentu, bosan melanda tanpa tedeng aling-aling, lagu-lagu yang masuk dalam daftar putar di telepon genggam jadi bertambah secara acak. Berikut ini adalah beberapa di antaranya:


'Tell Me'-Wonder Girls.
Yah kalau ini sih memang aku suka lagunya. Ceria banget. Sangat bisa menaikkan mood yang seharian berantakan sekalipun. Karena tentang perasaan orang kasmaran kali ya lagunya. Yang paling asyik tetap dance-nya lah, yang aku bisa setelah mengamati videonya selama dua hari. Liriknya memorable, "Tell me tell me tell me you want me want me want me too."



'Wish You were Here'-Avril Lavigne.
Tak tahu kenapa, sebelumnya aku tidak terlalu suka lagu ini. Apa karena faktor bosan karena sudah diputar di mana-mana ya? Dan sepertinya ini lagu favorit semua orang ya. Tapi tahu-tahu sepulang Mantingan lagu ini terus mengganggu, jadi aku masukkan saja. Jangan-jangan memang aku sedang merindukan seseorang, hahaha (kenyataannya begitu kok). "Damn, damn, damn..."



Alone-Sistar.
Ini lagu yang amat sangat menempel di otak tanpa aku paham sebabnya. Karena judulnya berarti 'sendiri'? Atau karena suasana lagunya yang sendu kelewat pas dengan suasana hati?  Entahlah. Sesi rap-nya Bora itu lho, jleb. "Niga beorin naemam gong heohae. Kkok beoryeo jyeo teongbin geori gata."



Nobody's in Love-2AM Club.
Dasarnya memang suka lagu-lagunya 2AM Club, terutama sejak dengar Worry About You lalu memutuskan download sealbum sekalian. Nah ini lagunya upbeat parah dan enak banget di telinga. Yahud untuk obat pasca patah hati. "Baby, lovin' the way you take me, nobody here's gon' break me, nobody here's in love..."



Dark Horses-Switchfoot.
Ini cerita yang paling wagu dari semuanya. Aku tidak pernah benar-benar tahu lagunya Switchfoot, kecuali paling Only Hope sama You. Tahu-tahu kemarin bongkar harddisk, dan kaget ternyata punya dua album yang belum kudengarkan sama sekali. Ya sudah, ambil satu. Dan pilihannya tepat kok. "We'll survive the pain..."



One Thing-One Direction.
Sumpah kalau yang satu ini aku juga merasa super aneh. Boyband bukan seleraku sehari-hari, walaupun mereka booming di mana-mana. Tapi liriknya sangat 'kena' sih. "So get out get out get out of my head, and fall into my arms instead..."


Daftar masih sangat mungkin bertambah.

Mantingan, 200713.

In Case You Want to Know.

Ya kamu.
Alasannya kamu.
Sesederhana kamu.

Bayangkan saja sebulan yang sempurna diruntuhkan satu kalimat.

Karena tempat ini adalah satu-satunya tempat di mana aku bisa jujur dalam wujud kata-kata.

Mantingan, 200713.


Sebuah Perkiraan.

Kau menyodorkan puluhan fakta-fakta kering yang harus kucerna tanpa jeda sampai jiwaku kemarau dan meranggas.

Kau menggulirkan galonan cerita-cerita basah yang harus kutelan tanpa ampun sampai rasaku kembung dan tenggelam.

Kau menjejalkan timbunan udara-udara hampa yang harus kugenggam tanpa kata sampai cintaku mabuk dan melayang.

Kau menamparkan hamparan kerikil-kerikil keras yang harus kutahan tanpa tanya sampai hatiku luka dan meradang.

Sebaliknya, kau...

Mantingan, 200713.

Membungkam Rindu!

Mata terpejam.
Pahit bergumam.
Waktu membunuhi kenyataan dengan kejam.
Seulas senyum tersayat tajam.


Karena dalam setiap segi tiga pasti ada yang terbenam.
Mau kau, mau diam.
Selalu saja tak sepaham.



Leher kanan bengkak. Mungkin sebanding dengan rasa itu sendiri. Dan ya, aku memang kalah untuk kesekian kalinya :)
Mantingan, 200713.

Friday, July 19, 2013

Ramdomisasi Perasaan Bisa Menimbulkan Munculnya Imajinasi Liar.

"Mbok kamu jangan di situ terus..."
"Nggak mau."
"Kenapa nggak mau?"
"Lah, kamu yang minta aku di sini kok"
"Aku nggak pernah minta yo."
"Heiii..."
"Kamu aja yang datang, terus nggak pergi-pergi."
"Siapa bilang?"
"Kamu."
"Bohong."
"Ck."
"Orang bukan."
"Kalau kamu pengen aku pergi, ya bilang. Minta aku supaya pergi."
"..."
"Kamu nggak pernah minta, kan?"
"..."
"Sebenernya kamu pengen aku tetap di sini kan?"
"..."
"Aku pergi kalau aku pengen pergi. Sekarang aku masih mau di sini."
"... Sudahlah."


Ketika kamu mampu menghadirkan masa lalu, deja vu terdengar seperti peristiwa sepele.

Thursday, July 18, 2013

Bersyukurlah.

Sore tadi, setelah periksa ke dokter, aku mampir sebentar ke Indomaret untuk membeli sikat gigi. Tak disangka, kasirnya adalah salah seorang temanku SD dulu. Mengenakan seragam lengkap dengan co-card dan make up standar kerja, ia malah menyapa lebih dulu karena aku terlalu kaget.

"Mbak Lala."
"Weh kamu to."
"Udah libur Mbak?"
"Udah, makanya pulang. Kamu dapet shift jam berapa?"
"Jam tiga sampai jam sebelas."

Melihat antrean yang cukup panjang, akhirnya aku pamit segera setelah membayar dan menerima kembalian. Aku belum sempat menanyakan masih sekolah atau tidak.

Sepulang ke rumah, aku jadi berpikir. Kalau dihitung-hitung, sudah cukup banyak temanku yang tidak bisa melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Dulu, selulus SD, langsung ada empat orang temanku yang tidak mendaftar ke SMP. Menurut kabar yang kudengar, dua orang dari mereka merantau ke luar pulau, satu orang bekerja di sebuah rumah makan khas Padang selama setahun sebelum akhirnya menikah dan punya anak, satu orang lagi membantu neneknya menggembala kambing.

Tak cukup itu saja, selang satu tahun kemudian daftar itu semakin bertambah. Ada yang ikut orang tuanya bekerja, ada yang keluar dari sekolah karena tidak tahan di-bully teman, ada yang dikeluarkan dari sekolah karena katanya kelewat ugal-ugalan...

Masa SMP-ku yang berjalan sangat lancar dan bahagia dengan teman-teman di kelas yang sama selama tiga tahun ternyata tak luput dari kasus putus sekolah di kemudian hari. Salah satu temanku harus dikeluarkan dari SMA-nya karena 'kecelakaan'. Pacarnya yang lain sekolah juga dikeluarkan karena terbukti sudah 'berisi' selama kurang lebih tiga bulan. Akhirnya ia menikah, tanpa mengundang kami yang masih shock berat dengan kehebohan beritanya.

Aku tidak tahu pasti berapa banyak temanku yang ternyata mengalami nasib demikian, sungguh. Tahu-tahu ada kabar yang membuat hati trenyuh begitu. Sedih. Parahnya lagi, aku merasa tidak bisa melakukan apapun untuk membantu mereka.

Dan, ya, Tuhan, aku bersyukur. Sangat sangat bersyukur. Karena faktanya aku tidak kekurangan suatu apa, karena aku jauh lebih beruntung dari mereka. Dan semoga, kelak aku bisa membantu mereka.

:'

Mantingan, 180713.

A Little More Personal #5.

Rasanya memiliki impian terpendam yang bahkan tidak berani kubagi dengan orang lain itu, serupa menyimpan stiker hijau di tempat tersembunyi dalam dompet sementara menjalani stiker merah dalam kehidupan sehari-hari.


Aku takut tidak sanggup, aku sadar risikonya tidak main-main.

Dan kenyataannya aku memang tidak cukup berani.

Mantingan, 180713.

Undefined.

Kabut serupa gunung.
Perasaan ini kabur dan berasap.
Mereka-reka.
Menerjemahkan rangkaian peristiwa.

“Wah, busy but happy dong yaa.. We both know you love to keep on moving, sooo mobile :D”
-Eka Putri Wibowo, 170713.

Mantingan, 180713.

Wednesday, July 17, 2013

Suddenly Missing Everybody.


Aku kangen kamu, yang sejak sembilan bulan lalu ada di otakku dan tidak pergi-pergi juga. Yang saat ini sedang menjalankan tugas. Semoga kamu baik dan bahagia.

Aku kangen kamu, yang mengajarkanku cara hidup lebih santai. Termasuk bagaimana cara bersyukur. Jangan sering ketiduran pas harus ke gereja, ya.

Aku kangen kamu, yang tinggal menghitung hari untuk bertunangan. Senang ya rasanya berlabuh? Teriring doaku selalu.

Aku kangen kamu, yang biasanya menemaniku ke mana-mana. Sayangnya akhir-akhir ini kamu sibuk, dan semakin jarang bercerita lagi padaku.

Aku kangen kamu, yang pernah memelukku tanpa sengaja. Kamu banyak berubah sekarang. Semoga itu hal yang bagus.

Aku kangen kamu, rekan makanku di mana saja. Jantungmu sehat, kan? Maaf ya nggak bisa menepati janji jagain kamu karena aku keburu pulang kampung.
Aku kangen kamu, partner sejatiku. Kita berdua sama-sama melewati masa SMA dengan susah payah. Kapan bisa ketemu lagi?

Aku kangen kamu, si gembul berkaca mata. Pengen main ke rumahmu lagi, tempat markas kita dulu, bertiga puluh tiga. Masih boleh?

Aku kangen kamu, teman hitam. Hidungmu bengkok setelah kecelakaan itu. Semoga telepon genggammu tak lagi terlalu mudah hilang sampai aku harus menghubungi nomor ibumu.

Aku kangen kamu, kembaranku. Kabarmu baik selepas operasi? Bisakah kita berhujan-hujan ria di atas motor mengelilingi Sragen seperti sedia kala?

Aku kangen kamu, malaikatku. Sahabat dadakan yang ternyata satu frekuensi. Aku tahu kamu ingin cepat pulang, semoga perjalanannya lancar ya.

Aku kangen kamu, satu-satunya teman 2012 di kos. Bahkan kamu sudah kembali ke ibukota sebelum liburan dimulai. Kapan bisa bareng-bareng lagi?

Aku kangen kamu, mendes saru. Yang baru tempo hari menginap di kosan. Pengen keluar terus jalan-jalan dan makan di berbagai tempat lagi.

Aku kangen kamu, cewek kekar hitam manis. Yang kukontak pertama kali saat Fun Siung, berlanjut curhat dang menginap di ruangmu. Bahagiakah dengan kekasih baru?

Aku kangen kamu, si cantik-manis-dan super-nggak-tegaan. KKN lancar dan cepat lulus ya. Mama pengen lekas punya menantu tuh.

Aku kangen kamu, komodo baik hati. Yang sukses merayuku ikutan diklat, dan belanja bareng di tengah hujan buat tahun baruan. Aku mau nginep rumahmu lagi dong.

Aku kangen kamu, beruang. Yang sama-sama sedang sakit dan gabut selama liburan. Bedanya kamu patah hati, aku sibuk mencari hati. Lupakan.


Mantingan, 170713.

A Little More Personal #4.


Lala itu cewek tomboy. Seringnya main sama cowok. Saking temannya cowok semua, nggak pernah sadar pas ternyata ada yang suka.

Lala itu cewek mobile. Nggak suka diam terlalu lama. Maunya apa-apa tek-tek-tek. Sering menyusun jadwal super padat. Kurang fleksibel terhadap perubahan mendadak.

Lala itu sangat tidak toleran dengan waktu. Jam pasti dlebihkan setengah jam dari jam normal. Paling benci dengan kemoloran.

Lala itu penampilannya santai. Penyuka kaos lengan pendek yang longgar, celana pendek berkantong banyak, sandal jepit, dan rambut yang dijepit atau dikuncir satu.

Lala itu nggak suka nonton teve dan film bioskop. Mendingan lihat video YouTube atau download film untuk diputar di netbook.

Lala itu pemilih soal makanan. Penyuka masakan berkuah yang gurih dan ringan. Sebisa mungkin menghindari mi. Makannya harus teratur.

Lala itu penggemar susu. Pecinta kopi, tapi tidak suka teh. Susah disuruh minum manis padahal hatinya butuh itu. Lebih susah lagi disuruh minum air putih karena pahit dan bikin mual.

Lala itu nggak pandai membangun hubungan dekat dengan orang lain. Masalah terbesarnya adalah susah percaya, juga sulit terbuka. Makanya, dari dulu nggak pernah punya sahabat. Punya paling sebatas teman dekat.

Lala itu suka banget baca. Terutama komik One Piece dan buku-buku tebal yang bisa buat bantal.

Lala itu bisa jadi siapa saja yang orang lain mau.

Lala itu kalau sakit nggak pernah kelihatan sakit beneran karena masih terlihat ceria dan ngeyel kalau disuruh istirahat.

Lala itu sangat gampang dibikin bahagia, atau melting, atau terharu.

Lala itu kalau sudah sayang seseorang, entah sebagai apapun, pasti jadi mau bantuin apa saja. Jadi sering memberi sesuatu juga. Tapi kadang posesifnya keluar. Begitu jauh sedih karena takut ditinggal. Efek berkali-kali kena perlakuan yang sama.

Lala itu pecinta es krim, donat, lollipop, cokelat. Apalagi oreo original.

Lala itu suka menari. Pengen banget jadi penari. Setiap hari latihan di kamar. Kalau dengar musik nggak bisa diam.

Lala itu merah.

Lala itu… nggak tahu sekarang masih Lala yang sama atau bukan. Apakah berubah menjadi lebih baik atau tidak.

Mantingan, 170713.

That ‘Waiki!’ Moment.




I didn’t want him to pick me by default. I wanna be someone’s first choice.”
-Something Borrowed.

Mantingan, 170713.

Tuesday, July 16, 2013

Sesi Bapak.


“Istilahnya mikul dhuwur mendem njero. Anak-anak itu ‘kaca’-nya orang tua.”

“Kamu bersyukur dikasih fisik yang bagus.”

"Karena seorang teladan jelas bukan seseorang yang telatan."

“Ya ntar semester berapa gitu kamu harus udah punya pacar, buat ke depannya.”

“Hidup itu sewajarnya ajalah. Waktunya lulus lulus, kerja kerja, nikah nikah…”


Mantingan, 160713.

Songs of TC.


Berikut ini adalah daftar lagu-lagu yang menemaniku selama TC FUD 2013. Satu lagu mewakili sekali operasional, menjadi representasi perasaanku saat itu. Ada beberapa yang memang sudah ada di playlist, ada yang diberi teman, ada yang terngiang-ngiang selama operasional dan memaksaku untuk memasukkannya dalam playlist

Secrets-One Republic.
You Da One-Rihanna.
Iris-Goo Goo Dolls.
Worry About You-2AM Club.
Bukan Rahasia-Dewa.
Friday I’m in Love-The Cure.
Geek in The Pink-Jason Mraz.
Dancing Queen-SNSD.
Nobody-Wonder Girls.
Great DJ-The Ting Tings.
Everything at Once-Lenka.


Seacak selera telinga sang pendengar, otakku menyusuri melodi.
Mantingan, 160713.

“Hati-Hati di Jalan…”


Yah, kata-kata itu secara tidak langsung menunjukkan begitu banyaknya hati yang tercecer dalam perjalanan menuju cinta.

Perjalanan pulang, dalam bus Mira AC.
Yogyakarta, 160713.

Monday, July 15, 2013

Differences.

Teruntuk Malaikatku.

Halo, apa kabar? Maaf ya, pertanyaannya retorik, padahal tanpa bertanya pun aku bisa menjawab dengan pasti seperti apa keeadaanmu. Ya iyalah, orang kita bertemu setiap hari. Apalagi, intensitas itu meningkat drastis setelah adegan terombang-ambing bersama selama sepuluh hari. Hahaha. Itu dii luar fakta bahwa kita saling mengenal sejak awal, dan makin lama mendekat karena kesamaan frekuensi. Ya, kamu satu dari sedikit orang-orang yang sesudut pandang denganku.

I used to think that yo're an angel for real. Honestly. Siapa pula yang tidak berpikir demikian. Kamu adalah satu-satunya orang dengan image tersempurna. Seolah tanpa cacat. Apapun yang melekat di kamu itu baik, yang kurang baik di yang lain-lain saja. Maka dari itu aku menjulukimu malaikat.

Tidak hanya itu, kamu juga punya paras yang membuat siapapun menengok dua kali. Ini bukan cuma menurutku lho, tapi semua orang agaknya akan berpendapat sejenis. Bukan tipe cantik yang 'wah', lebih ke cantik yang manis dan membumi. Masih available untuk dijangkau lah.

Belum faktor-faktor lain sperti ibadahmu, kecerdasanmu, kejagoanmu menulis rentetan lamaran... Kemampuanmu memainkan melodi juga menjadi nilai tambah. Tidak heran banyak sekali lelaki di luar sana yang bersedia mengantre demi kamu. Sungguh.

Namun, suatu ketika aku mendengar selentingan kalau kamu bukan selalu se-malaikat yang orang tahu. Awalnya aku ragu, eh ternyata memang benar, hahaha. Sometimes sikapmu bisa jadi menyebalkan juga untuk sebagian orang, terutama mereka yang sudah sangat mengenalmu atau sering berkegiatan denganmu. Seperti istilahmu, "Manusiawi itu."

Aku ingat ketika kamu menemani saat sendiriku di sebuah P bagian utara. Tahu-tahu kamu minta maaf karena belakangan muncul suatu berita yang membuatmu merasa tidak enak terhadapku. Waktu itu aku menanggapinya biasa saja. Tidak ada yang salah dengan seseorang yang sedang jatuh cinta, kan. Dan tidak salah juga orang yang ternyata dicintainya. Why apologizing?

Aku ingat saat kamu bercerita tentang seseorang lain lagi, yang menyukaimu sejak awal kuliah. Betapa besar perhatian dia terhadapmu, betapa banyak tindakan yang pernah dia lakukan untukmu. Dan kamu justru bingung bagaimana harus menanggapi tanpa perlu membalas semuanya dengan perasaan yang sama.

Aku ingat saat ada orang-orang yang sepertinya sulit mengubah kebiasaan untuk meninggalkan sesuatu, lalu berubah menjadi mau melakukan hal tersebut karena kamu yang meminta. That was the sweetest thing you did, actually.

Kemudian aku ingat betapa semua orang selalu excited kalau berkenalan denganmu. Tahu-tahu ada yang menggombal, tahu-tahu ada yang rajin mengontak. Kamu pusing, bingung harus bagaimana menghadapi mereka.

Aku ingat, kamu pernah bilang, tidak ingin pacaran lagi karena kamu memutuskan rasanya kurang menyenangkan. Cukup sekali saja, seseorang di masa putih abu-abumu itu. Well, sekarang sepertinya ada hal yang membuatmu galau karena tetiba ada seseorang yang setelah kamu kenal lebih jauh, ternyata punya persamaan super spesifik dengan sang mantan.

Aku ingat dengan keherananmu yang luar biasa tentang kekeraskepalaanku untuk mempertahankan perasaanku kepada seseorang. Aku ingat bahwa kamu tidak terlalu peduli dengan pendapat orang. Aku ingat kamu sering memuji tulisanku dan malas memberikan saran.

Whatever.

Dan serupa dengan tulisanku di bindermu, you don't have to feel sorry at all. Just keep the angel in you.

Milions of love,
A Wild Rose.

Yogyakarta, 150713.

Sunday, July 14, 2013

Dengan Segala Hormat.

Hujan menimpakan tinjunya ke tanah.
Ia merapal doa atas apa yang dirasa.
Tidak tangis.
Maka Sang Awan menjadikannya sebuah pemakluman.

"You give me the warning, took me by surprise."
Jealousy-Queen.
Yogyakarta, 140713.

Untuk Diriku.

"Kalau kamu belum benar-benar siap, mending nggak usah aja sekalian. Daripada nantinya sama atau bahkan lebih parah. Kamu pengen nantinya bakal lebih dari dua tahun kan? Mending tata jadwal dulu, tata hati dulu. Pikiran, perasaan. Dewasalah. Jadikan dirimu seseorang yang pantas untuk siapapun yang nantinya dipilihkan Tuhan."

:')


Perjalanan ke Amplas beli J.Co.
Yogyakarta, 140713.

Tentang Sebuah Impian.

Keberadaan blog ini sebenarnya berfungsi untuk memajang karya. Jadi, secara pribadi, aku melarang diriku sendiri untuk menuliskan hal-hal yang terlalu 'aku' di sini. Tapi ya, entah mengapa ada ide nyeleneh yang melintas di otak, dan menurutku tidak ada salahnya juga untuk ditulis.

Ini tentang sesuatu yang, boleh dibilang, sebuah mimpi. Hahaha, this is about someone I''ve dreamed about. Semacam imajinasi yang kurang dikondisikan untuk membumi kembali karena terlanjur meninggi. Begitulah.

Aku selalu membayangkan sosok seorang laki-laki yang seperti inilah yang menjadi impianku. Physically, dia tinggi. Lebih tinggi dari aku satu-dua jengkal. Supaya aku bisa menikmati mendongak untuk melihat wajahnya. Tubuhnya kurus, tapi tidak terlalu kurus juga sih. Ideal lah. Jadi memungkinkan untuk dipeluk tanganku yang mungil. Kulitnya gelap, entah mengapa preferensiku begitu. Apakah aku takut tersaingi karena kulitku sendiri terus-menerus menggelap gegara matahari atau bagaimana, entahlah.

Kemudian, rambutnya pendek. Aku kurang menyukai potongan gondrong karena menurutku rambut panjang itu kurang enak dipandang. Tidak plontos juga, soalnya aku takut akan menyamakannya dengan tuyul, hehehe. Bentuk hidungnya bagus juga, itu bagian yang paling sering kuperhatikan dari wajah seorang lelaki. Lalu berkacamata. Terlihat intelek dan pintar. Walaupun faktanya kacamata bukan jaminan, hahaha. Rapih itu mutlak. Paling tidak tahu lah kapan saatnya pakai kemeja dan kapan waktunya pakai kaos. Mengerti cara menempatkan diri dalam berbagai situasi.

Hmmm. Lanjut.

Dia, nantinya, adalah orang yang seiman dan taat beribadah. Aku sadar ibadahku masih belum kuat dan aku membutuhkan teladan yang cukup baik untuk urusan satu ini. Lalu, kalau bisa, usianya lebih tua daripada aku. Meskipun orang bilang usia tidak menjamin kedewasaan, dalam beberapa kasus age does matter. A lot. Jarak tiga tahun, mungkin? Pengalaman menunjukkan penghormatanku yang kurang terhadap seseorang yang usianya sebaya. Tapi yang penting lebih dewasanya sih.

Kalem adalah mimpi berikutnya. Dia tidak harus pendiam, namun memiliki ketenangan dan kesabaran yang stabil. Dia juga harus tegas dan punya power. Aku punya kecenderungan buruk untuk ngeyel. Kalau dia tidak 'memimpin', mau bagaimana? Laki-laki kan nantinya akan menjadi imam, jadi dia harus bisa membuatku manut dengan sendirinya, dengan kharismanya, dengan menumbuhkan respek padanya. Bukan dengan kekerasan atau paksaan.
Oh ya, selain itu, dia juga harus sayang keluarganya sendiri. Perhatian. Pekerja keras. Terbuka untuk berbagi visi dan misi kehidupan. Tak lupa cerdas, jadi kelak kami bisa mendiskusikan apapun dengan nyambung.

Apalagi ya? Malah kebanyakan nanti kalau ditulis semua. Yah itu cuma impian, dan menurutku, impian itu tidak harus mewujud kenyataan. Dia, bisa jadi sangaat bertolak belakang dengan apa yang aku inginkan. Terserah Tuhan mau memilihkan yang terbaik untukku yang seperti apa.

Yang jelas, sosok itu akan selalu membuatku mendongak penuh kekaguman dan rasa hormat.

:)


Ditulis dalam kondisi demam dan batuk dan pilek dan sakit tenggorokan yang merupakan serangan after-ship-sickness.
Yogyakarta, 140713.

Monolog untuk Hati.

Hai kamu, salah satu bagian vital tubuhku. Ini hanya monolog singkat kok. Aku tidak ingin berkata terlalu banyak malam ini. Sudah terlalu sering aku menyusahkanmu, oke?

Selama ini kamu sudah sering bekerja sangat keras. Kamu menguatkan dirimu untuk terus berjuang sedemikian rupa walaupun kamu sendiri tahu benar satu hal: bahwa kamu... lemah. Terbukti, beberapa kali kamu tumbang setelah memaksakan dirimu bertahan dengan ritme kerja yang melelahkan. Ya, bermula dari rasa tidak enak di perut bawah bagian kanan yang kemudian berujung dengan opname dua kali di rumah sakit itu. Yang makin lama makin parah karena obat yang kukonsumsi ternyata tidak cocok, justru memperparah keadaan. Sampai akhirnya aku harus menenggak sari temulawak setiap hari sebagai alternatif obat.

Maaf ya, memang aku yang salah. Seharusnya aku memberikan dukungan penuh untukmu. Sayangnya, aku kerap terserang virus malas minum minuman manis, gara-gara aku tak terlalu meyukainya. Aku juga terbiasa memforsir tenaga sehingga waktuku tersita untuk berbagai kegiatan sehingga lupa beristirahat.

Hai kamu. Aku ingin kamu tahu, aku sayang kamu. Maka dari itulah aku berjanji akan menjagamu sebaik-baiknya. Semoga setelah ini, takdir tidak memberimu ruang untuk merasakan kejatuhan lagi. Aaamiiin.

Yogyakarta, 140713.

Obstinasi Selamanya.

Aku adalah rerumputan yang telah tercerabut jauh sebelum kamu menginjaknya berulang kali.

Namun aku akan tumbuh lagi dan lagi, sekuat yang aku inginkan.


"Tidak ada yang salah jika kamu peduli pada seseorang, yang salah adalah ketika kamu mengharapkan dia melakukan hal yang sama."
-@PsikologID

Yogyakarta, 140713.

Mengakui Apa yang Tidak Mau Diakui.

Bayangkan kamu adalah sebuah kapal.
Kamu sudah begitu lama terapung di lautan.
Bersambut angin, berayun ombak.
Terombang-ambing.

Apa yang kamu lakukan?

Apakah kamu akan melabuhkan diri sesegera mungkin ketika terlihat ujung sebuah pulau dalam jarak pandang?
Atau, terus menerjang demi pulau tujuan yang tak tentu di mana?

Karena kecenderungan kapal yang demikian adalah menyinggahi pulau pertama yang ia temukan, walaupun sekadar saja.

Di pintu sebuah sekret yang hari ini cukup sepi.
Yogyakarta, 140713.

Obstinasi Tanpa Akhir.

"Orang lain nggak akan pernah ngerti seberapa sayangnya aku ke dia."
"Iya e, aku aja heran banget kamu bisa sampai segitunya."
"Jangankan kamu, orang yang lebih dekat sama aku juga masih pada bingung kok."
"Tapi dia tahu nggak sih? Kalau kataku pasti tahu lah."
"Tahu pun dia nggak peduli kok. Lebih bagus kayak gitu terus."

"Back to the days when we were so young and wild and free.
Nothing else matter other than you and me.
So tell me why can't it be?
Please let me live my life my way.
Why do you push me away.
I dont want nobody nobody nobody nobody but you."
Nobody-Wonder Girls.

Percakapan di garda depan pick up.
Menuju lokasi gua dan tebing.
Maros, 020713.

Cerita Seorang Kawan.

Aku sedang ragu.
Kamu sedang jatuh.
Bersama mentari yang terlalu lekas menanjak.
Tak apa, supaya luka bisa disilaukannya dalam benderang.


Istirahatlah, Sayang.
Sebelum cinta merobekmu lebih tajam.
Dan aku, kamu, kita yang tak lagi satu.
Bisa hancur sehancur-hancurnya.



"Aku masih sayang ya sayang La. Tapi rasa sayang itu cukup buat aku sendiri, bukan untuk kubagi ke dia lagi."


Teruntuk seorang kawan.
Yang sabar ya.
Yogyakarta, 140713.

Friday, July 12, 2013

Keluarga Baru.


Tim During Caving-Tebing Follow Up Diklat 2013 PALAPSI UGM
'Jelajah Sulawesi'. 
Awang Darmawan.
Mochammad Arma Setyawan.
Muhammad Sanhaji.
Aldila Winzariski Rahmawati.
Brain Mochtar Wibisono.
Muhammad Adnan Al Farisi.
Aliya Nahra.
Adam Maulana.




Keluarga Besar MAPALA 09 SMFT-UH.


 


Sayang kalian semua :')

Friday, July 5, 2013

Kata-Kata Kapal #6.

"Bukan sebuah petualangan kalau kamu bertindak bodoh."
-Adam Maulana.


Pelabuhan Makassar, menuju KM Gunung Dempo.
During Follow Up Diklat 2013 PALAPSI UGM 'Jelajah Sulawesi'.
Makassar, 050713.

Monday, July 1, 2013

Ship Sickness.

Yah, kelamaan di kapal membuat semua orang bersikap abnormal.


Awang jadi baca novel.

Aliya jadi puitis.

Brain jadi kayak penjaga villa.

Adam jadi bosok.

Aji jadi fotogenik.

Lala jadi pendiam.

Faris jadi jatuh cinta.

Arma jadi pemakan segala.



KM Lambelu.
Perjalanan Surabaya-Makassar, during Follow Up Diklat 2013 PALAPSI UGM 'Jelajah Sulawesi'.
Laut Jawa, 010713.


Kata-Kata Kapal #5.

"Aku mau mencari pulau harapan.”

“Cieee Aliya...”

“Tapi baru pulau-pulau kecil tuh yang kelihatan.”

“Ya nggak papa, sebagai batu loncatan Al, hahaha...”



KM Lambelu.
Perjalanan Surabaya-Makassar, during Follow Up Diklat 2013 PALAPSI UGM 'Jelajah Sulawesi'.
Laut Jawa, 010713.