Wednesday, December 25, 2013

Ruang Lain : Febrian Bagus.


Dream Date.

ASDF.

Apokalipta Masa.

Setiap pengakuan mampu menghempaskan susunan yang telah tertata rapi bersama sejarah. Atau meledak. Memberontak. Bahkan untuk mereka yang sedari dulu berangkat dari abu dan debu. Menunggu wahyu. Remuk tulang-tulang yang kita rasakan kini tak seberapa dibanding abad baru yang tengah kita jelang.


Stres di Sekret.
Yogyakarta, 251213.

Berawal dari Mata yang Tak Bisa Ditolak, Ia Menjelma Bak Nirwana.

Karena belum pernah disentuh, ia gemetar. Takut. Namn sekali merasakan, ia terisap dalam-dalam. Larut. Tak bisa kembali.

Di titik ini, ia menertawakan dirinya sendiri. Naif. Terlalu munafik untuk mengakui gejolaknya. Ia butuh, bukan sekadar ingin.

Waktu berikutnya ia tak lagi sadar. Naluri mengambil alih raganya, nafsu menaklukkan jiwanya. Dan lepaslah jeruji besi yang pernah ia tempa susah payah dengan keringatnya sendiri.

Tinggal... menikmati.


Stres di Sekret.
Yogyakarta, 251213.

Menutup Buku Cerita.

Ketika
sang naga menghembuskan api terakhir
dan ksatria yang menang telah pulang.

Ketika
penyihir di ujung desa meramu racun
dan tetua ada bermusyawarah sepanjang senja.

Ketika
kurcaci kecil menyembunyikan diri
dan para peri ragu untuk terbang lagi.

Katakanlah, bahwa dongeng yang tertulis belum akan menamatkan kisah, sebab ada yang tak kuasa menyudahi petualangan yang terlanjur tersaji di imajinasi.


Stres di Sekret.
Yogyakarta, 251213.

Jeram. Jemari. Jerami.

Jeram bukan jerami.
Dan jemari tidak menyamai jerami.
Jari-jari jadi jemari.
Mengapa tidak menari?
Mengapa rami tidak berjeram?

Stres di Sekre.
Yogyakarta, 251213.

Thursday, December 19, 2013

:')

La… suratmu udah ku baca. Aku minta maaf kalo mungkin sikapku ini buat km jadi sakit, mungkin benar perkataan orang kalo aku ini php atau apalah…. Karena sebenarnya aku sendiri juga bingung dengan diriku sendiri, aku kalau udah kenal sama orang yang menurutku cocok aku pasti dekat dan mungkin itu yang buat aku ga bisa ngontrol hingga beberapa orang beranggapan gitu…. Aku sadar kalau sikapku ini salah atau mungkin dengan cara yang salah. Udah beberapa orang yang tanya tentang kamu dan mengkritik aku, tp aku hanya diam dan tersenyum karena aku juga gak tau apa yang harus aku jawab…

Untuk pertanyaanmu tadi jawabannya adalah ya, ya aku tau sejak semester kemarin. Aku melihat dari matamu yang selalu semangat ketika kita ngobrol, tapi aku berpikir bahwa itu mungkin hanya pikiranku saja… ternyata pikiranku salah dan bikin km sakit hati.  Skali lagi aku minta maaf banget.. aku pengen kita tetap bisa jadi sahabat seperti biasanya, karena buatku tak ada kata mantan sahabat…

Ohh iya… trimakasih ya la buat smangat dan supportnya….

:)


Yogyakarta, 141213.

Dari Seorang Sahabat.

Halo La.

Menjawab tulisanmu waktu itu. Jadi begini, aku memang engga bisa deket banget sama orang lain, ya kalo untuk berteman biasa si bisa tapi kalo jadi deket banget itu susah. Aku kayak gitu karena pingin punya temen yang kalo diibaratin kayak saudara. Mungkin kalo kamu engga ngerasain gitu karena kamu bisa deket sama siapa aja. Dan kamu juga punya keluarga di psikologi yaitu Palapsi. Kalo aku engga ada La. Tapi entahlah, sekarang kita udah jarang ngumpul lagi, udah mulai ada “jarak”. Kita juga udah jarang main. Aku takut kalo kedekatan kita cuma sementara, abis itu udah. Dan hal itu perlahan-lahan terbukti. Tapi nek kamu masih ada Palapsi La, kalo aku ya cuma bisa memendam dan  lama* hilang dimakan waktu.

Dan aku kalo lagi mutung ke orang ya emang gitu, engga bisa ngomong ke orangnya langsung. Takut kalo mutungnya aku bisa ngrusak hubungan aku ke orang itu. Mending tek lampiasin ke Twitter atau dengerin musik.

Kesimpulannya yaitu mengutip kata* nenek saya:
There is no greater wealth than friendship, let’s make it our treasure.

Maap panjang
^ ^


Surat yang disampaikan di Kelas Besar Psikologi Komunikasi, G-100.
Yogyakarta, 271113.

Monday, December 16, 2013

Oogoe Diamond - AKB48.

Hashiridasu basu oikakete
Boku wa kimi ni
Tsutaetakatta
Kokoro no moyamoya ga kiete
Taisetsu na mono ga mietan da

Konna kantan na
Kotae ga deteru no ni
Nani ni tameratte miokutta no darou?
Boku ga boku dearu tame ni
Shoudou ni sunao ni narou

Daisuki da kimi ga daisuki da
Boku wa zenryoku de hashiru
Daisuki da zutto daisuki da
Koe no kagiri sakebou
Daisuki da kimi ga daisuki da
Iki ga kurushiku naru yo
Shimatte okenai
Oogoe daiyamondo

Ushinau mono ni kizuita toki
Itemo tattemo
Irarenakatta
Ima sugu boku ni dekiru no wa
Kono omoi kotoba ni suru koto

Nazeka sakki kara
Sora wo miteru dake de
Hitomi ga uruuru afurete tomaranai
Bokutachi ga sumu
Kono sekai wa
Dareka e no
Ai de michiteru

Zettai ni kimi wo zettai ni
Nido to hanashi wa shinai
Zettai ni chikau zettai ni
Yatto meguriaetan da

Zettai ni kimi wo zettai ni
Shiawase ni shite miseru
Kiite hoshiin da
Oogoe daiyamondo

Ujiuji shitetatte
Nanimo hajimaranai yo
Kanjou hakidashite
Ima sugu sunao ni nare!

Koe ni daseba
Hikari kagayaku

Daisuki da kimi ga daisuki da
Boku wa zenryoku de hashiru
Daisuki da zutto daisuki da
Koe no kagiri sakebou

Daisuki da kimi ga daisuki da
Boku no itoshisa yo todoke!
Daisuki da zutto daisuki da
Kaze no naka de sakebou

Daisuki da kimi ga daisuki da
Iki ga kurushiku naru yo
Shimatte okenai
Oogoe daiyamondo

Yuuki wo dashite iou yo
Damatte icha sono mama sa
Hazukashiku nante nain da
Suki tte kotoba wa saikou sa
Suki tte kotoba wa saikou sa
Suki tte kotoba wa saikou sa

Kanjou hakidashite
Ima sugu sunao ni nare!


:'''''

Balada Tebing-Langit.

Satu.
Konon katanya, Tebing jatuh cinta pada Langit.

Dua.
Mengapa di setiap cerita picisan sambil lalu selalu ada pahit yang terkecap? Sekokoh, setangguh, setinggi apapun Tebing, ia masih terlalu jauh untuk menggapai kaki Langit. Ya, Langit maha luas dan berkuasa atas segala sesuatu. Termasuk hidup Tebing.

Tiga.
Langit tahu Tebing tak bisa menggapainya. Maka, langit mengirimkan hujan sebagai pembawa pesan. Perantara rindu. Deras tanpa henti.

Empat.
Sayangnya, Tebing tidak tahu maksud Langit. Langit bicara dengan cara yang tidak ia mengerti.

Lima.
Seperti Tebing yang tergantung pada kata Langit. Jika langit berniat menumpahkan segalanya, bisa apa ia? Ia hanya menumpahkan pasrah pada basah.

Enam.
“Hujan, berhentilah menyeka keningku. Aku sudah sangat paham tentang apa yang akan kau ungkapkan. Derasmu, tak selama hal lain yang kutunggu.”

Tujuh.
Hujan itu menggerogoti tubuh Tebing. Ia menangis seiring waktu sampai ia tinggal abu. Langit sadar lama kemudian, tetapi ia terlambat menghentikan hujan. Langit berteriak ketakutan, semua itu salahnya. Ia tak pernah lagi menurunkan hujan. Untuk apa? Sudah tidak ada kerinduan yang ditujunya.

Delapan.
Bumi kerontang. Angin akhirnya membawa serpih Tebing menaiki udara. Terbang menemui Langit. Hujan turun kembali menyiarkan suka cita kedua jiwa yang kini raganya bersatu.

Sembilan.
Pada saat itulah kita menari. Menari. Menari. Menyatukan raga dan jiwa dengan waktu untuk berdamai di antara deras yang mengikat.

Sepuluh.
Kita akan melakukannya dua kali sehari seperti mandi, atau tiga kali sehari layaknya makan, atau lima kali serupa ibadah. Atau kamu ingin melakukannya sesering yang kamu mau?

Yogyakarta.
Ditulis mulai entah kapan sampai 16 Desember 2013 dalam keadaan demam, kacau, dan sedih.

Monday, December 2, 2013

"Kekosongan itu bernyawa..."

Jika memang tidak bisa melekatkan diri pada sesuatu, lebih baik lepaskan saja segala atribut. Semua afiliasi. Seluruh keterikatan.

Aku takut. Dan ketakutan itu semakin lama semakin hebat. Untuk apa melekatkan diri jika perekatnya tak cukup kuat? Alasan-alasan itu, penolakan, pembelaan?

Karena mendekat beda dengan melekat.


Judul diambil dari percakapan via sms bersama Muchlas Ardiansyah.
Yogyakarta, 021213.

Kamu Dingin, Tapi Hangat...

Kamu tahu apa yang aku rasakan?
Jadi terima kasih untuk merengkuhku dalam pelukanmu, tanpa perlu kata-kata.
Hanya mata indahmu yang menatap tenang, meneduhkan lara.
Sampai semua ragu, rindu, nafsu, membaur seketika.
Menghapus lelahnya pengharapan.

Di balik dinginmu selama ini, kamu hangat.
Hangat...

Tak ingin bangun.
Memori Senin dini hari, 251113.

Ditulis setelah mengulangi perjalanan untuk mengetuk pintumu :)
Yogyakarta, 021213.

Bahkan, Mereka Salah tentang dengan Siapa Aku Dekat.

Blog ini adalah salah satu media yang memuat sebagian kecil diriku, yang mungkin bisa diartikan sebagai sedikit peluang untuk mengenalku.

Tapi percayalah, aku tidak pernah menuntut untuk dimengerti. Kalau persepsi mereka seperti itu, ya terserah.

Sedihnya, waktu itu pendapat mereka yang terdengar sangat meyakinkan tentang dengan siapa aku dekat, salah besar. Bukti bahwa mereka tidak tahu sama sekali. Apapun.

Tapi percayalah, aku tidak peduli. Kalau persepsi mereka seperti itu, ya terserah.

Aku memilih diam dan menjadi kosong dalam pikiran, perasaan, dan tatapan mata. Buat apa membuka diri kalau nantinya justru dijadikan objek serangan? Lebih baik aku membangun dinding yang semakin tinggi, rapat, dan tebal, menghalangi siapapun yang berusaha masuk.

Karena, sekali seseorang membenci, persepsi buruknya tentang kita tidak akan pernah berubah seratus persen. Buat apa meluruskan prasangka yang sejak awal sudah salah? They are what they think.

Selamat, usahaku menyamankan diri dan mencintaimu selama setahun runtuh dalam tiga belas jam yang berakhir tangis sampai seminggu setelahnya.