Tuesday, December 1, 2009

Pengemis Tua.

Seorang pengemis tertatih-tatih.
Tegaknya ia sudah lirih.
Bagaikan kayu tinggal serpih.
Menunggu untuk berubah perih.

Hatinya merintih-rintih.
Memendan semua kata sedih.
Dipandangnya kehidupan dengan pedih.
Menanti seraut jiwa putih.


Satu dari dua puisi yang dimuat di Smart Magz Smara Catur Magazine Edisi VI Desember 2009.
Lupa pastinya kapan, anggap saja demikian.
Surakarta, 011212.

Suatu Siang Jalanan Kota.

Hitam nafasmu menderu berat.
Sibuk berebut ruang.
Diapit satu sama lain, rapat.
Berarus deras berlalu lalang.

Bagai semut meraja lela.
Padat polusi merayap.
Mencari celah meraba-raba.
Dalam hati mengutuk meratap.

Jalinan klakson beramai-ramai.
Jalanan terik berandai-andai.
Peluh meluncur tanpa sengaja.
Sesak sudah pandangan mata.

Suatu siang gersang kota di tengah lintasan yang tiada henti membara.


Satu dari dua puisi yang dimuat di Smart Magz Smara Catur Magazine Edisi VI Desember 2009.
Lupa pastinya kapan, anggap saja demikian.
Surakarta, 011212.

Wednesday, November 4, 2009

My First Birthday Present.


Pemberian Rudi Hartono.
Katanya, "Aku tahu kamu nggak suka boneka. Tapi, kamu kan sering kangen aku. Berhubung kamu nggak mungkian peluk aku jadi aku kasih dia aja biar bisa kamu peluk sepuasnya."

Namanya Dino, hahaha.

Surakarta, 041109.

Tuesday, November 3, 2009

Untuk Pengakuanmu.


Malam berlalu tanpa seujung kuku peduli.
Saat segala resahku tertumpah sudah.
Jauh, rapuh, pedih, perih memburu ragu.
Menggelesar.
Berpadu meruah dalam amarah.
Meraba sisa batinku yang terakhir.
Hari ini.

Surakarta, 031109.

Wednesday, September 2, 2009

Istana Jalanan.


Tanyakan padaku mengapa istana jalanan untuk kalian.
Jawabku : karena pemutus jalanan kehidupan hanyalah kematian.
Sebelum itu kuharap tetap erat mempertahankan kita yang tak terpisahkan.

Untuk Vegy Luthfian Fendi Taufiq. Dida Adi Setyadharma.
Maafkan aku yang tak dapat meraih Sabtu depan bersama kalian.
Surakarta, 020909.

Friday, July 31, 2009

Smara Catur untuk Malamku.


Hanya aku dan malam, kini.
Menengadah menantang bayu bersama bintang.
Walau hanya duduk termenung.
Dan anganku berlari.

Sebentuk raga kokoh berdiri.
Di tengah teduhnya hijau dan luas.
Memberi aura tersendiri untuk menyihirku.
Tua namun tak rapuh, tak mampu ditelan masa.
Walau waktu nan jahanam berkelebat cepat ditantang asanya.
Nadi edukasi terus berdenyut.
Dan jawaban prestasi tak henti bagimu.
Kurasakan sebuah ikatan persaudaraan karena dialah bagian cerita untuk keluargaku.
Benak hati merangkai kata perjuanganku untuk meraihmu.
Serta selagi pikir bertutur bergeraklah pena menggoreskan sebuah kisah tentangnya.

Aku tersenyum.
Karena dia, kamu.
Adalah citaku, mimpiku, asaku.
Smara Catur yang akan menjadi hariku.
Sebuah inspirasi puisi kecilku.

Tugas MOS SMA N 4 Surakarta 2009/2010.
Wakil XC Puisi MOS SMA N 4 Surakarta 2009/2010.
Puisi Terbaik MOS SMA N 4 Surakarta 2009/2010.
Ditulis berperang nyamuk di kursi depan kamar kos.
Sekalinya tulisanku menang lomba :D
Surakarta, *lupa tanggal* Juli 2009.

Tuesday, June 23, 2009

DESTINATION DARKNESS #3.

Bagian III : Sisi Dendam.


Sisi dendamku berontak saat menyadari apa yang kau lakukan.
Sisi dendamku membara mengetahui kau berjaya di atas dusta, membunuh perasaan mereka yang tak kau kira.
Sisi dendamku bergolak lalu kutemukan kau. Kurasuki dirimu perlahan. Aku mendesak rasa bersalahmu pada tapal batas, saat hati kecilmu terketuk untuk takut.
Sisi dendamku tahu apa yang tak kau inginkan.

Pada hari itu sisi dendamku tertawa penuh kemenangan.

Menguasaimu.
Mantingan, 230609.

Saturday, June 20, 2009

DESTINATION DARKNESS #2.

Bagian II : Pengkhianatan.

kau sembunyikan bara untuk kau kobarkan cemburu
meludahkan panas untuk kau tuangkan lara
kau serukan senyum untuk kau teriakkan seringai
dan menjauh untuk mendekat, kau diam untuk perlahan merebut
kau merampasnya dengan sengaja

aroma pengkhianatan tercium sudah.

Mantingan, 190609.

Wednesday, June 17, 2009

DESTINATION DARKNESS #1.

Bagian I : Retih Perih.

Kau meruahkan kupu-kupu di hatiku
tapi lalu menguburnya dalam-dalam,
menamparku seketika dengan sebuah kenyataan.

Aku dipeluk dingin malam
untuk setitik tangis terbujur kaku,
dan gelap darah tercabik terngiang.

Beri aku kesempatan untuk membencimu, bukan alasan untuk menanti waktu.

Mantingan, 160609.

Monday, May 11, 2009

Entah Untuk Siapa.


Mati"an aku menahan karena ketidakpedulianmu ialah hal yg telah pasti terlihat. Pasti teraba hatiku yang perasa.

Aku benci harus kembali melihatmu (jika aku sial, tentunya) besok. Tapi kuharap tidak, karena luka itu terlanjur menganga untuk berkata 'tidak' dan menggeleng untuk segala sesuatu yg berintikan ragu.

Tanpa sebuah kepastian yg menyeruak, aku menutup hati untuk segala kemungkinan yg bukan terang.

Terima kasih untuk segalanya selama ini.


Sragen, 100509.


Wednesday, April 8, 2009

Satu Lagi Untukmu.


Aku bergerak dalam diam.
Menyusuri riuh reklame, iklan sepanjang jalan.
Memandang seseorang yang dekat denganmu di sini.

Luka itu terkuak lagi.
Selagi aku memandang wajahnya yang datar.
Tak kulihat penyesalan seperti yang ada.

Tapi aku benci, sungguh benci.
Akan halnya terang padaku.
Tiada yang kau mengerti.

Sejauh awan berarak.
Hampa yang kuingat.
Membeku, tersedu-sedan untuk lari.

Aku mungkin bukan untuk selamanya.
Tapi aku jelas berakhir bukan untukmu.

Palur, 080409.

Tuesday, March 10, 2009

Puisi Hujan.

Ini puisi hujan, kataku
sambil memandang keluar jendela
dengan Mario Puzo-‘Omerta’ di tangan
kerinduanku padamu mendalam.

Mantingan, 090309.

Wednesday, March 4, 2009

Kehilangan.

tak seterbuka dalam mengungkapkan
tak menatap saat mengatakan
tak terduga untuk terlewatkan

mungkin aku menangis dan letih
mungkin aku terajam dan perih

tapi aku bukan seorang yang ada di hatimu.

Sragen, 030309.



Penantian.

Aku menekuri waktu dalam lelah penantian sesuatu yang berubah.
Namun hatiku membadai dalam keinginan kata-kata tak terangkai.
Jangan pernah berkata terserah dan semua akan terbelah, pecah.

Mantingan, 030309.



Thursday, February 26, 2009

Rasa Ini.

gersang tiba tanpa kupinta
membunuh lewat kata-kata

aku tak memanggil satu kesempatan
beri aku alasan, bukan pilihan
menjadikannya harapan

dan mungkin akan terhapus semua kesalahan

Sragen, 250209.

Thursday, January 22, 2009

Bimbang.

adalah rasa tertinggalkan
antara serbuan seru kalian
terombang-ambing sedu sedan
ditelan lelah sebuah harapan

tersesal diriku meredup
saat hati telah tertutup

air mata merantai
meninggalkam luka yang terburai
dan kisah ini pun usai
semua selesai

jangan bunuh aku dalam penantian
biarkanlah terbenam dalam kebimbangan

Sragen, 210109.