Friday, January 31, 2014

Nita's Notes.



Mawar Liar Sang Pelukis.

Aku adalah mawar liar kesayangan Sang Pelukis.
Ia realis; ia bisa menggambarkan mahkota dan warnaku lebih dari siapapun.
Ia tergila-gila, sampai tak sadar bahwa aku pula penyair yang menusuk dengahn kata-kata berduri.
Seringkali, merahku bahkan terlalu gelap untuk puisi-puisi yang kutulis sendiri baginya.

Tahukah kalian, ia masih bertahan melukisku tiap pagi menjelang?


Songan, Kintamani, Bangli.

Bali, 310114.

Menangkup Rindu.

Sentuhan yang tinggi nan jauh dari mimpi, dari hari.
Coba kau genggam khayalku dari sisi dan jemari.
Namun, hati juga perlu belajar mendefinisikan perasaan untukmu.
Sebab ia biasa terpaku menangkup pelangi rindu.

Songan, Kintamani, Bangli.

Bali, 310114.

Thursday, January 30, 2014

Menyelesaikan Perburuan.

Sang Pemburu membidik sasaran. Ia tak boleh ragu lebih lagi: hati itu telah menanggung kekosongan begitu lama. Diberondongkannya rasa lewat aksara-aksara pengakuan, juga perhatian dan sikap ksatria. Tinggal tunggu waktu hingga wadah itu penuh dan pecah oleh kebahagiaan. Ia meyakini fakta bahwa sekeras apapun batu akan terlubangi titik-titik air yang menetes terus-menerus.

Kelak, ia akan memenangkan hati itu dengan gemilang.

Dilanda kebosanan yang amat sangat.
Songan, Kintamani, Bangli.
Bali, 300114.

Wednesday, January 29, 2014

Auuuuu(l)?

“Kalian tahu Aul nggak?”
“Apa?”
“Menurut mitologi Jawa, Aul itu makhluk yang wujudnya seperti centaurus. Setengah manusia, tapi bedanya, bagian bawahnya badan anjing. Kalau malam, suara lolongannya kayak serigala.”

Oke, Zul ngomong fakta beginian di tengah malam sunyi yang dingin dan dibelah suara lolongan anjing. Men, sembari mencari posisi yang enak buat tidur (tujuh orang di dome Thai, we did look like pepesan ikan) kudu nyumpel kuping pakai earphone sebelum terlelap supaya nggak merinding.

Songan, Kintamani, Bangli.
Bali, 290114.


Bahkan aku mencoba menggambarnya --'
.

Tuesday, January 28, 2014

Perdana!

Kemunafikan yang senantiasa menebali keseharian itu kini dirobeknya tanpa ampun. Ia terhempas keras bersama aroma kebebasan. Ketika bangkit, disambutnya kecupan penuh maksud dari ujung pintu dan labirin malam panjang. Selagi pahit lalunya tiada lagi bisa terkecap.

Sesekali, biarlah nafsu memberi bumbu pada hidup.

Selat Bali, 280114.

Bukan Jawaban, Bukan?

Jadi, aku bertanya-tanya sepanjang perjalanan; mengapa kita tetap tidak saling menggenggam?
Ah, tentu saja alasannya sederhana.
Karena pernyataan bukan pertanyaan.

Selat Bali, 280114.

Batas.

Cinta, atas namanyalah perahu ini menerobos batas-batas yang menurutmu tabu.
Sialan, Pembohong Besar.
Lidah kelu dan tubuh kakumu telah menjadi saksi tanpa palsu.
Saat aku.
Merayumu.

Selat Bali, 280114.

Dalam Kereta yang Membelah Hari.

Ketika dirimu merasa kurang nyaman dengan romantisme gerimis pagi hari dan gombalan dari ujung telepon genggam, sekaligus menikmatinya. Selama itukah cinta telah absen dari hati?

Dalam kereta Sri Tanjung, menuju Dewata.
Yogyakarta, 280114.

Monday, January 27, 2014

Buket Brokoli.

Mari kita bermain asosiasi bebas dengan benda ini: brokoli berbatang super (yang bobot batangnya bisa jadi 60% dari keseluruhannya).



Pasang musik "Tet ter tereet... tet tet tereet.." ala musik nikahan... Inilah yang kamu dapatkan:
 

Menggila di sekret bersama RCD di sela last checking during FUD 2014.
Yogyakarta, 270114.

Carabiner Bunga-Bunga dan Pin Merah.


Padahal mau ke Bali, tapi sebelumnya udah dapat oleh-oleh dari Bali juga.

Makasih ya <3

Snickers Addict.


Camilan cokelat kacang karamel ini boleh dibilang 'mensponsori' FUD kali ini, terutama RCD. Mulanya sih gara-gara beli di Mirota dengan harga sangat murah, Rp2800,00 untuk ukuran besar. Maklum lagi promo. Padahal harga normalnya sekitar Rp4000,00, ukuran kecilnya sekitar Rp3000,00. Nah lho. Mana bisa nggak tergiur? Jadilah Zia dan Nita, duo nTeb, ikut-ikutan beli.

Masalahnya, berhubung aku sangat perlu berhemat, aku bertekad hanya akan membeli sekali di awal TC dan harus survive sampai akhir! Foto di atas adalah hasil kesuksesanku menahan diri selama TC untuk tidak memakannya sepulang operasional, walaupun bentuknya sudah jadi super gepeng karena meleleh dan terhimpit sana-sini. Baru kumakan waktu packing during kemarin kok, hahaha.

Oh ya, aku barusan belanja di Mirota dan menemukan promo lagi, beli Snickers ukuran besar bonus ukuran kecil. Beli lah :p

Saturday, January 25, 2014

Wild Targets!

Januari hampir mencapai akhir, dan segala kesibukan akhir-akhir ini membuatku melupakan hal terpenting di awal tahun: menyusun target tahunan. Hal yang biasa disebut orang-orang sebagai resolusi itu. Entahlah, aku lebih terbiasa menyebutnya target. Yah, intinya hal-hal yang ingin kucapai dalam beberapa aspek kehidupan bersama rinciannya.

Kebiasaan menyusun target tahunan ini sebenarnya baru kumulai setelah kuliah. Sebelumnya, aku biasa menyusun target sesuai event. Ujian Nasional plus SNMPTN tahunku, misalnya. Waktu itu aku memasang target yang bisa dibilang kelewat ambisius. Lulus, nilai rata-rata lebih dari sembilan, nilai matematika sembilan, mempertahankan peringkat pertama kelas, masuk peringkat tiga besar sekolah, diterima di Fakultas Psikologi UGM melalui jalur SNPTN Undangan. Semacam ngawur ya. Tapi pada akhirnya, semuanya, semua-muanya alhamdulillah tercapai. Berkah Tuhan itu sungguh keajaiban.

Mengenai kebiasaan memberi target untuk diri sendiri ini, Zul, salah satu anggota RCD PLP 13 pernah mengutarakan pendapatnya, "Kok suka sih menyiksa diri sendiri?" Hahaha. Target bagiku adalah patokan untuk usaha yang akan kulakukan dalam suatu kurun waktu dan tujuan tertentu. Sedikit kejam kadang iya, tapi bisa dibilang senada dengan pendapat Nita (yang juga anggota RCD PLP 13) "Lebih mending ada target. Ibarat melempar bola, kalau ada botol yang harus dikenai bolanya, usaha kita fokus ke situ dan nggak terbuang sia-sia."

Mengingat keperluan target tahunan sudah sangat mendesak, akhirnya aku menyempatkan diri untuk menuliskannya di Samigaluh, di sela operasional pengganti simulasi yang sangat dipaksakan itu. Salah satu target terbesarku adalah menjadi manusia yang lebih selo, seperti doa seseorang. Mengapa aku ingin selo, alasannya sederhana. Aku ingin lebih menikmati hidup dan melakukan hal-hal yang aku sukai. Aku ingin memiliki waktu lebih banyak dengan orang-orang yang aku sayangi.

Dan... kalau ada target yang bisa dibilang juga sangat wah pasti ini: bisa nge-dance 'Ringa Linga'-nya Taeyang! Hahaha, padahal itu dance sangat susah, tipe-tipe hip hop yang big movement, jarang aku pelajari, butuh power gede pula. Untuk meghafal gerakan reffrain lagunya saja aku menghabiskan waktu dua minggu lebih, parah.

Ah, semoga aku bisa mengusahakannya!


Di pintu sekret.
Yogyakarta, 250114.

Paradiso Go!

Rock Climbing Division FUD 2014 'Paradise Adventure'  Bali-Madura Palapsi UGM

Amin!

Di setiap dongeng, cerita selalu tamat usai sang tokoh menemukan pasangannya dan mereka berdua dikisahkan hidup bahagia selamanya. Itu saja. Padahal, kehidupan nyata yang sebenar-benarnya baru dimulai setelah menempuh hidup baru itu. Setelah menikah.

Hasil diskusi usai jogging bersama Zulfikri Khakim, Selasa, 210114.


Friday, January 24, 2014

Skala.

"Skala satu sampai seratus seberapa sayang kamu sama aku?"
"Sembilan puluh sembilan, La."
"Alasan?"
"Kamu orang pertama yang aku rasa sayangmu ke aku tulus."
"Makasih ya.."
"Buat?"
"Ya kamu satu dari sedikit orang yang (mungkin) bisa melihat sisi 'baik'-ku."
"Ya karena sebenernya kamu baik La."
"Sebenernya, berarti kelihatan seperti apa, masih dipertanyakan."
"..."
"What do you want to know? Dari aku."
"Sama, dari satu sampai seratus berapa sayangmu ke aku?"
"Seratus satu."
"Kenapa?"
"Biar kalau dibagi rata antara kita hasilnya seratus pas. Kalau ada yang kurang di kamu harusnya aku melengkapinya."
"..."
"..."
"Duh makasih ya... Aku gatau kudu jawab apa ini..."

Yogyakarta, 240114.

Thursday, January 23, 2014

Sedikit Tentang Dance.

Setelah kupikir-pikir, ternyata beginilah caraku belajar sebuah koreografi, khusus untuk lagu yang paten ada koreografinya (semacam lagu-lagu Korea itulah).

Pertama adalah memilih salah satu lagu yang ingin kupelajari.

Kedua, bergerilya mencari video dance-nya di YouTube. Kebetulan aku lebih suka mencari versi koreografi penuh dari pada tutorial. Download.

Ketiga, berjibaku dengan video converter gratisan (yang kadang ngadat dan mesti install ulang karena memang mengandalkan masa trial). Convert ke ukuran lebih kecil sampai muat dimasukkan handphone atau device apapun yang sering dibawa ke mana-mana.

Keempat, setel terus menerus videonya untuk menghafalkan urutan gerakan.

Kelima, kalau sudah bisa membayangkan urutan gerakan, dengarkan lagunya saja sambil melakukan dance itu dalam pikiran.

Terakhir, cari ruangan yang cukup luas (dan tertutup, haha, aku cukup malu untuk memamerkan hasil latihanku), baru setelah itu praktekkan. Akan lebih yahud apabila diabadikan dalam bentuk video (walaupun cuma disimpan dan dilihat sendiri).

That's it. 

Tulisan ini dibuat setelah beberapa waktu lalu aku nekat membuat cover version dari dance 'Expectation'-nya Girl's Day. Semua proses tadi kulalui hanya dalam dua kali dua puluh empat jam. Sesudahnya, aku mempersiapkan kostum dan lain-lain, sampai pinjam handycam segala untuk merekamnya, hahahahaha. Guilty pleasure  dan impian yang kesampaian, akhirnya :3

Tuesday, January 21, 2014

Tentang Pagi Itu.

"Ana acara ra suk esuk?"
"Free. Ngopo Mas?"
"Jare meh ketemu."
"Lha iki lho aku selo, hoho."
"Yo ayo nandi?"

Sms yang bermula malam sepulang aku operasional dan berlanjut pagi harinya karena pending itu membuahkan pertanyaan lagi dan lagi. Hahaha. Bukan apa-apa, selama ini setiap rencana kami selalu berakhir sebagai wacana belaka. Gagalnya rencana untuk sekadar keluar, main, dan mengobrol tersebut umumnya disebabkan dua hal: jadwal kegiatanku yang (menurutnya) 'ra selo tenan' dan ke-mager-an dia yang (menurutku) keterlaluan. Entahlah. rasanya sulit sekali mewujudkan rencana tersebut, padahal ya hanya acara sederhana.

Pagi itu masih berlanjut dengan kebingungan dalam menentukan di mana lokasi pertemuan. Masalahnya, karena lambungku belakangan bermasalah, aku harus sarapan. Nah, sulit sekali menemukan tempat makan yang menyediakan sarapan jam-jam segitu kecuali burjo. Opsi lainnya ketemu di kampus. Astaga, rajin amat ke kampus padahal ini sudah masuk masa liburan. Yah, akhirnya kami memutuskan makan di lembah saja (yang notabene masih di lingkungan kampus juga, apa sih maunya kami ini?).

Aku memilih tempat duduk di bawah pohon dan memesan lontong opor. Beberapa menit kemudian ia datang dengan motor merahnya. Hari itu ia mengenakan kemeja flanel berwarna pastel gabungan putih tulang dan cokelat muda dipadu celana jeans biru plus sandal jepit Joger hitam. Ah, postur tubuhnya yang memang bagus itu membuatnya pantas dipasangi baju apapun. Apalagi kemeja flanel ini, favoritku lah, walaupun katanya baju ini ia beli di awul seharga hanya empat puluh ribu rupiah.

Aku menyerahkan dua bungkus keripik tempe khas Mantingan dalam tas kecil kuning untuknya. Bukan sesuatu yang khusus, tahu-tahu ingin membawakannya saja. Untung saja aku terpikir memasukkannya dalam tas kecil itu, semacam sudah menduga ia hanya akan membawa badan dan motornya saja. Matanya berbinar saat mengucapkan terima kasih, lalu ia membuka bungkusan pertama dan langsung melahap beberapa biji keripik. Demi menemaniku sarapan, ia memesan mi dan teh hangat. Sembari makan, bergulirlah cerita-cerita kami. Ia baru saja pulang dari Pulau Dewata bersama rombongan keluarga besarnya. Bukan untuk berwisata, melainkan menghadiri pernikahan salah satu saudaranya yang ada di sana. Ternyata, keberagaman agama yang ada di keluarganya bukan sekadar cerita kosong. Di sana, katanya, adatnya masih sangat kental. Ia menceritakan dengan detail segala prosesi pernikahan Hindu yang ia saksikan, membuatku benar-benar iri. Aku sebenarnya juga memiliki saudara di Bali, akan tetapi seluruhnya beragama Katolik. Jadi ketika mereka menikah pun, prosesinya secara Katolik (yang sudah sering aku saksikan).

Lucunya ia juga mengalami masalah lambung sepulang dari Bali itu. Gara-gara selama perjalanan makannya berantakan, sampai rumah ia justru muntah-muntah dan lain sebagainya. Alhasil, nafsu makannya ikut menghilang karena setiap makan dan minum selalu keluar lagi. Akhirnya ibunya berinisiatif membelikan pisang untuk ganti nutrisinya, untung dengan buah itu ia berjodoh, hahaha. Karena sakitnya itu, ia baru sehat dan keluar rumah lagi Sabtu sebelum kami bertemu.

Sebenarnya, masih banyak hal yang kami bagi pagi itu, percakapan yang membuat waktu terasa sangat cepat berlalu. Tahu-tahu sudah menjelang tengah hari. Ia harus pulang untuk menjemput ibunya di sekolah.

Sebelum pulang, ia memberikan oleh-oleh dari Bali: carabiner mini bermotif bunga-bunga yang sangat cantik dan pin merah.

Ah, berjuta terima kasih, Selow Man :)


Pagi itu adalah Senin, 200114.

Ruang Lain: Zulfikri Khakim.

"Sekali-sekali jadi tangan besi gakpapa. Organisasi yang rusak itu butuh tangan besi."

Yogyakarta, 210114.

Too Good to BREAK Through.

Baru kali ini aku merasakan kerepotan yang bisa terjadi hanya karena sistem, bahwa sebuah sistem bisa jadi sangat-sangat membatasi kemungkinan-kemungkinan. Intervensi dari luar terlalu besar tanpa kami memiliki opsi untuk diri kami sendiri. Ibarat kembali belajar memegang sendok ketika kita sudah kenyang makan, atau kembali belajar merangkak ketika kita sudah menjuarai kompetisi lari marathon. Nonsens!

Yogyakarta, 210114.

Monday, January 20, 2014

Can't Hold Me.



Just, I don't love you like I loved you yesterday.

Sunday, January 19, 2014

Random Thoughts: January.

Kamu tak akan pernah sanggup memuaskan luka, karena baginya, kasih sayang ialah dahaga.
060114.

Lucu ya, kadang kita sudah tahu apa kita jadi pilihan pertama orang lain atau tidak.
080114.

Terselip kecewa di balik setiap 'nggak apa-apa', terdapat tendensi samar di belakang 'terserah', dan selalu ada frustrasi sebelum 'ya udah sih'.
190113.

Thursday, January 16, 2014

Midnight, Cold, and Something to Talk About.

Tengah malam berteman beku terpasung kata-kata yang terus beradu. Di masing-masing kutub, ujung-ujung yang tak bisa saling mengalah ada kau. Ada aku.

"Sudahlah," katamu lelah, "lebih baik kita melepas semua kepura-puraan yang selama ini kita kenakan, dan menghabiskan separuh sisanya lagi dengan damai."

"Masalahnya, tidak semua hal bisa kita selesaikan di atas ranjang."

Kukepakkan sayapku untuk mencari mangsa berikutnya, bergelut dengan langit. Karena di sini, aku dan kau adalah makhluk kegelapan.
 
Yogyakarta,  09-160114.

Sunday, January 12, 2014

What to Expect?

Belakangan ini pembicaraan anak-anak Tebing terdengar seperti sebuah anomali. Lain dari kami biasanya. Topik yang dibahas jauh lebih bervariasi, dan kadang bobotnya kelewat berat. Mungkin karena tambahan tiga orang 2013 yang latar belakang kepribadian dan pemikiran dan sudut pandangnya sangat berbeda. Memberikan keragaman yang semakin terlihat di tim ini, yang memang sejak dulu terkenal sebagai gudangnya perbedaan individu.

Dan di Samigaluh, tebing yang memberikan kenangan memanjat paling bahagia sepanjang keterlibatanku di kotak besar ini, kembali muncul topik yang absurd. Aku yang tidak memanjat karena kondisi fisik sedang tidak memungkinkan, alhasil hanya bisa duduk manis memerhatikan jalannya operasional. Tiba-tiba terlontar sebuah pernyataan. Aku lupa persisnya apa, yang jelas sesuatu tentang harapan. Diskusi bergulir dan entah mengapa hal itu memaksaku untuk terus berpikir.

Dalam pandanganku, harapan yang kita kenal itu sebenarnya perlu dibedakan menjadi dua: hope dan expectation. Menurutku pribadi, hope adalah harapan yang ditujukan pada Tuhan, yang terkabul-tidaknya bergantung pada kemurahan dan kemahabesaran-Nya. Hope bisa dibilang harapan yang lapang dada, yang seandainya tidak terlaksana pun kita bisa dengan mudah berbesar hati. Nothing to lose, karena segalanya berada di luar kuasa kita.

Berbeda dengan hope, expectation merupakan harapan di mana kita menaruh kemungkinan di dalamnya. Kita bisa memperhitungkan dengan logika atau merasakan dengan hati tentang tujuan harapan itu sendiri. Tanpa sadar, kita terlalu berharap pada kemungkinan positif, melupakan bahwa ada sisi lain dari sebuah kemungkinan: risiko. Karena itulah, ketika harapan itu tidak berujung sama sesuai kalkulasi sebelumnya, kita akan merasa kecewa.

Sayangnya, terjemahan dari dua kata bahasa inggris itu dalam bahasa Indonesia sama, harapan. Hanya harapan. Itu membuat kita sering salah persepsi, sulit membedakan, atau malah mencampuradukkan keduanya.

Aku sendiri bisa dibilang orang yang sering berekspektasi lebih dan ya, aku mudah dikecewakan.


Yogyakarta, 120114.

Thursday, January 9, 2014

Ruang Lain: Febrian Bagus #3.


"I fell for her since two or three or months ago .. and I felt this feelings for her up till now..
and I've told her about my feelings.. but looks like she turned me down
she prefers a close friend to a boyfriend, that's what she thought of me"

And now, this artwork is really just a dream after all .. A Dream Date of an Unrequited Love ..

Ruang Lain: Yunita Chung.

"Cinta itu rumit. Aku maunya kamu, kamu maunya orang lain, akunya dimaui orang lain."

Yogyakarta, 090114.

Tuesday, January 7, 2014

Huruf Kedelapan dan Huruf Keenam.

Mengingat masa 'tahu' menjadi 'kenal' lalu 'dekat'. Butuh waktu setahun lebih. Entahlah, tetapi dari situ aku percaya pada proses. Sampai sekarang, jujur iya, masih selalu mendoakan semoga kelak ada persimpangan yang berujung pada satu tujuan.

Yogyakarta, 070114.

The Dance - Charlotte Martin.

Inside my mouth I can hear all the voices say
Do not lean over the ledge
Shouldn't look down and I shouldn't have found
That your lips I still taste in my head
Raising my glass to the head of the class
As she powers out steps one through ten
I think I'll be fine if I'm covered in wine
Nice to hate you and love you again
And see you again
And see you again
Weary and worn little monster is born
tell me lies and i'll justify them
Desperate today and it's making me pay
for that night for that kiss for your bed
Whoever dared to love someone out there
I don't need a balloon and a pin
the name of the game is outrunning the blame
So I hate you and love you we're friends
Guess we'll be friends
I guess we'll be friends
Oh why (why) can't (can't) you take me in your arms now?
Why (why) can't (can't) you take me?
Why (why) can't (can't) you take me in your arms now?
Why (why) can't (can't) you take me?
Better stop crying hello and goodbye-ing 
Go on through me slip right through my hands
You get your time and the other half's mine
It's okay this love weighs fifty men
It's okay this love weighs fifty men
It's okay this love weighs fifty men
Oh why (why) can't (can't) you take me in your arms now?
Why (why) can't (can't) you take me?
Why (why) can't (can't) you take me in your arms now?
Why (why) can't (can't) you take me?
Why (why) can't (can't) you take me in your arms now?
Why can't you take me?
Amen
Amen
Amen
Amen

Pertama kali dengar dari playlist iPhone Zia.

Ruang Lain : Febrian Bagus #2.

Hug Me Once.

Monday, January 6, 2014

Pasangan Sekret?


Arip dan Mayang.
Diambil diam-diam dari pintu sekret setelah aku datang :p

Yogyakarta, 060114.

Buktikan!

Kibarkan bendera melawan utara.
Setelah dirimu menjadi baja, berbasuh darah pagi buta.
Saat embun merah terlahir pada fajar yang menyala.
Hingga kau sendiri bersedia menciumi luka di kulit pertama.

Yogyakarta, 060114.

Sunday, January 5, 2014

Ruang Lain: Yunita Sakinatur.

"Setiap ada dua orang yang jatuh cinta, setiap ada dua orang bertemu jodoh satu sama lain, pasti ada orang lain yang tersakiti."

Operasional TC #5 FUD 2014 RCD PLP, Cerme, Bantul.
Yogyakarta, 050114.

Tebing Twins.



Sepasang kembaran di RCD PLP 13: Zia Ayu Lintang Andina dan Zulfikri Khakim.
Diambil pada sesi belajar di sela operasional, Ops TC #5 FUD 2014.
Cerme, Bantul.

Yogyakarta, 040114.

Thursday, January 2, 2014

Mawar Liar dalam Pencarian.

Blog adalah kotak rahasia dengan tutup terbuka yang sengaja dibagi penulisnya.

Lebih privasi dari pada media sosial karena tidak semua orang rutin mengaksesnya.

Tidak ada mereka yang menggubrisnya hanya untuk memuaskan rasa ingin tahu.

Tidak ada mereka yang pura-pura peduli dan menanggapi.

Hanya beberapa pembaca yang memang setia berkunjung.

Atau mereka yang tersasar ketika mesin pencari memunculkan sekilas tulisanmu.


Dan di sinilah aku hidup tanpa kepalsuan, walaupun metafora menyelubungi setiap kata-kata.

Wednesday, January 1, 2014

Goes Fourth!



Setelah Piket.



Burjo Citra Laga Karangmalang menjadi saksi kemesraan Aji dan Diska.
Diambil sepulang sekret bersama Rara dan Teteh juga.

Yogyakarta, 261213.

Selingan Piket.




Ceritanya Yoga sama Sari belajar bareng buat ujian Biopsikologi besoknya.
Sampai sekret tutup lhooo.
Habis itu Yoga pulang nganterin Sari :p
Mari kita ikuti perkembangannya :D

Yogyakarta, 261213.