Sudah sejak lama ia belajar bahwa kata-kata seringkali tak menemui maksudnya. Maka, direbahkanlah tubuhnya kembali di padang ketidakpastian, tempat rahasia-rahasia besar berkumpul menjelma semesta. Pada mata, pada raba, pada suara, terhembus doa dan mimpi-mimpinya.
Sudah sekian lama ia memahami bahwa membangun dinding tinggi merupakan surga perlindungannya. Maka, dikokohkanlah segenap pertahanan, sampai butir ketakutannya yang terkecil. Tanpa sadar, ia mematikan rasanya untuk setiap pertanda: menguap tiada jejak.
Ini adalah cerita tentang jiwa-jiwa yang saling menatap dari kejauhan, juga mereka yang selalu berusaha saling mengartikan.
KGM.
Yogyakarta, 131113.