Monday, November 27, 2006

Tangan Setan.

setapak tangan menari
di antara tangan dan kakiku
sebuah lagi di mahkotaku
melambaikannya kepada angin
ia menatapku liar;
terpancar sesuatu darinya
bisikan iblis bergema di telingaku
dengan kekuatan nafsu mengerikan

rikuh.

udara di sekitarku bergerak tak wajar
seluruh bulu romaku bergetar

rapuh.

aku tersadar dari kabut pembelenggu
kuterjang sekitar dengan mata nanar
sebelum ia melakukan semuanya lebih jauh
kuteriakkan satu kata : “HENTIKAN!”


Untuk melawan pelecehan, dibutuhkan keberanian.

Sragen, 261107.

Tuesday, October 17, 2006

Lelaki Buaya Darat.

Aku tak tahu bagaimana rasanya
Disakiti Lelaki Buaya Darat

Bujukan dan sanjungannya menggoda
Disertai janji muluk dan sumpah palsu
Membuat wanita terlena
Terbuai rayuan gombalnya
Larut dalam permainan kata-kata dan tipu muslihatnya

Entah mengapa
Semua
Bertekuk lutut padanya

Tapi apa daya?
Ia yang merayu dengan lidah licinnya
Mendusta
Ternyata mendua

Aku bersumpah
Tak akan mau dirayu olehnya

Aku yakin
Amat sangat yakin
Bahkan lebih dari yakin
Bahwa dia adalah lebih dari sekedar Lelaki Buaya Darat

Mantingan, 161006.

Sunday, October 1, 2006

Manusia Tak Bernama.

sejak pertama kubuka mata
hingga kini beranjak dewasa
aku tetap tak bernama
pun memberi warna pada dunia

dari helai rambut di ujung kepala
sampai sepasang kaki penapak ruang derita
aku tetap tak bernama
pun memberi makna pada dunia

mulai beranjak dewasa
hingga kelak menutup mata
mungkin terus kujalani takdir Sang Pencipta
selamanya menjadi manusia tak bernama

Sragen, 300906.

Kedalaman Hati.

Terbaring jiwaku di gelap malam
di suatu tempat di mana cahaya cahaya mentari terhalang
tersiksa tak bisa ungkapkan perasaan
karena aral melintang tak henti menghalang
terbuai angan, teredam keraguan
terempas hambatan
namun hanya dapat membayangkan
seraut wajah nan penuh keanggunan
dan senyum pancaran kesempurnaan
dan sinar tubuhnya yang penuh keagungan
terbuai aku dalam kekaguman
tak tahu apakah punya cukup keberanian untuk mengharapkan
tak tahu apakah masih ada kenekatan untuk mengatakan
tak tahu apakah punya cukup keyakinan untuk mendapatkan

Aku tak cuma seorang hina
melainkan juga pengecut yang selalu lari dari kenyataan hidup
aku ingin melawan takdirku; mengubah kisah cintaku nan fana
mengakhirkannya pada raga dunia

Karena aku hanya dapat tenggelam dalam asa
tak pernah mewujudkannya dengan usaha nyata

Sragen, 300906

Saturday, September 30, 2006

Bayangan.

Aku tak tahu mengapa
Kau selalu membuntutiku
Ada dalam setiap langkahku
Meski sering terlupakan olehku

Di kala nestapa dan hati yang berbunga
Kau selalu ada
Walau terik mentari dan hujan yang menitik deras
Kau tetap setia

Langkahmu begitu sunyi
Seolah menunjukkan hati yang sepi
Diam seribu bahasa, membisu
Selalu ikuti apa yang kumau.

Hanya satu yang kutahu
Kau akan tetap menemaniku
Hingga akhir hayatku
Sampai tiba waktuku

Tapi jika langkah Bulan berderap tiba
Atau perginya sinar Sang Cahaya
Kau tinggalkanku entah kemana
Sahabatku, di manakah Engkau berada?

Sragen, 290906.

Thursday, February 9, 2006

Sepak Bola.

Kala malam Minggu tiba.
Kau bersinar bagai cahaya.
Memaksa berjuta manusia.
Membuka mata.

Kau bagai menyihir dunia.
Dengan pesonamu yang menawan.
Kadang datangkan suka cita.
Kadang pula hadirkan duka.

Kau olahraga paling top sedunia.
Tua muda miskin kaya pria wanita.
Menggemarimu semua.

Inggris, Spanyol, Jerman, Italia, Brazil, atau Argentina.
Tapi kapan ya, Indonesia berlaga di Piala Dunia?

 
Kenangan masa kecil.
Puisi yang dimuat di rubrik Halamanku Bobo Edisi 44/XXXIII.
Mantingan, 090206.