“Aku tak percaya lagi, pada apa
yang kau beri
Aku terdampar di sini, tersurut
menunggu mati...”
bagai
batu karang di tepi laut.
Terlihat
tegar, gagah, kuat.
Namun
apa daya bila ucap Tuhan berkata akhirnya.
Harus
jatuh dan terkikis, hancur pada ujung nyawanya.
Dihempas
gelombang pasang, tergulung panas angin padang pasir.
“...Aku tak percaya lagi, akan
guna matahari
Yang dulu mampu terangi sudut
gelap hati ini...”
Aku
tak menyalahkan terik matahari
hujan
badai
kobar
api
bumi
“...Aku berhenti berharap, dan
menunggu datang gelap
Sampai nanti suatu saat, tak ada
cinta kudapat...’
Aku
hanya peluh, hanya semua ragu
hanya
rapuh, hanya selepas teriak
lelah
yang hilang ditelan malam, tak tahu di mana bunga
Aku
hanya seujung tiupan debu
Tak
berarti
Tak
peduli
“...Kenapa ada derita, bila
bahagia tercipta
Kenapa ada Sang Hitam, bila putih
menyenangkan...”
Percuma
melawan kenyataan bahwaku hanya pengganggu keseimbangan dunia
“...Aku pulang, tanpa dendam
Kuterima kekalahanku
Aku pulang, tanpa dendam
Kusalutkan kemenanganmu...”
Nanti
bila aku pergi,
Maukan
angin terbangkan kabarnya
Mampukah
awan tunjukkan sedihnya
Untuk
kau dengar, kau rasa, kau sesalkan, kau tangisi
Ataukah
akan begitu
Tidak
seorang pun tahu jika yang kau lakukan kemudian adalah tertawa, meludah,
menghina
Apapun
itu,
namun
jangan lupakan fakta tak berharga : itu aku
Karena
itu aku
“...Kau ajarkan aku bahagia, kau
ajarkan aku derita
Kau tunjukkan aku bahagia, kau
tunjukkan aku derita
Kau berikan aku bahagia, kau
berikan aku derita...”
Mantingan, 290208.
Lirik lagu ‘Berhenti Berharap’-SHEILA ON 7