Wednesday, October 30, 2013

Takut.

Jarak itu tercipta dengan sendirinya:



dunia yang terbagi,
dan alir yang tidak bermuara ke mana pun.


KGM.
Yogyakarta, 301013.

Monday, October 28, 2013

Selamat Lima Tahun, D.

Kamu
harus
tahu
ternyata
waktu
sama
sekali
tidak
menyembuhkan
luka
dan
sakit
darimu.

Yogyakarta, 281013.

Sunday, October 27, 2013

Obsesi? Mungkin.


21 notes.
10 yg sudah berisi tulisan.
Yogyakarta, 271013.

Saturday, October 26, 2013

Duh.

I don't really understand.

Friday, October 25, 2013

Tujuh Belas.

Selamat ulang tahun ketujuh belas,
the one and only October Man:

ALDIAN OKTOWINZA KURNIAWAN.

Best brother ever!


Yogyakarta, 251013.

Monday, October 14, 2013

Kado TKA #5.






Miniatur alam dari Bella :D
Makasiiih :')
Yogyakarta, 141013.

Kado TKA #4.






Notes handmade dari Zahra :3
Makasiiih :')
Yogyakarta, 141013.

Kado TKA #3.


Gelang handmade juga dari Tabitha :D
Makasiiiih :')
Yogyakarta, 141013.

Kado TKA #2.


Gelang handmade dari Sari :D
Makasiiih :')
Yogyakarta, 141013.

Kado TKA #1.


Kodok handmade dari Tiwi :D
Makasiiiih :')
Yogyakarta, 141013.

Adakah?

Malam merekah. Bunga api beterbangan menghangatkan lingkaran di tengah suara.

Aku duduk sedikit di luar mereka, pening karena sedari kemarin tak boleh memejamkan lelah. Kamu menghampiri, duduk di sisiku diam-diam.

Aku memberanikan diri menatapmu dan berbicara.

"Aku takut aku jatuh cinta padamu. Menurutmu aku harus bagaimana?"

"Kamu bertanya pada orang yang tidak tepat."

"Tidak. Ini tentangmu, tentu saja lebih baik aku bertanya padamu daripada orang lain."

"Aku bingung."

Seseorang memanggilmu untuk mengurusi api yang mulai redup. Ketika kembali, kamu menyodorkan botol minum kecil berisi cairan gelap.

"Minuman terenak sedunia," katamu. Kubuka botol, ternyata kopi. Masih panas. Kupersilakan kamu menenggaknya lebih dulu.

"Ini terlalu manis. Kurang pekat."

Aku mencobanya dan sepakat tanpa pikir panjang.

Hening.

"Apakah aku sebaiknya meneruskan ini, atau lebih baik menyudahinya?"

"Aku masih tidak mengerti apa maksudmu."

"Ya ketika kamu merasa takut, apa yang menurutmu baik? Terus melangkah atau diam?"

"Mengapa harus takut?"

Baiklah. Malam itu juga aku memutuskan untuk tidak menangis. Menyerah, kemudian membunuhi perasaan yang terlanjur hidup dan tumbuh. Sayang. Usianya baru hampir setahun.

Memori TKA 2013.
Yogyakarta, 11-131013.

Wednesday, October 9, 2013

Ah.

Selamat ulang tahun, The Selow Man :)

Aku lupa apa saja yang kutuliskan di tempelan kertas oranye di dasar kotak.

Terima kasih telah meng-upload ini, aku merasa sangat dihargai :'


Yogyakarta, 091013.

Thursday, October 3, 2013

Bajingan.

#1
Aku tidak bermaksud mengotori mulutku atau tulisanku dengan sumpah serapah, sungguh. Ini ruangku. Ada orang-orang yang sekarang bisa benar-benar kupercaya, dan ada yang busuk.

#2
Di kotak besar tempatku telah genap setahun bernaung ini, ya, mereka menyimpan cela cerita yang berbisa. Mencecar di balik senyuman bibir-bibir bernada merdu semu. Dan rumahku kini bukan rumahku, tentu saja, ketika manusia-manusianya palsu. Merajam dari balik pintu dan meludahiku.

#3
“Ada apa sebenarnya?”
“Kamu tidak tahu, atau pura-pura tidak tahu?”

#4
Ada sebuah kisah lalu. Sepulang dari sebuah perjalanan bersama ke pulau sebentuk huruf, alkisah timbul kedekatan antara tiga orang sahabat. Mereka bertiga saling menyapa di dunia maya. Namun, rupanya, kedekatan itu salah, sangat salah, di mata beberapa orang ini. Sang lelaki diibaratkan sebagai suami berpoligami, dua lainnya adalah yang ia peristri. Dan aku mereka tempeli ‘status’: istri kedua.

#5
“Coba pikir, apa gunanya mereka memaksaku masuk dalam struktur itu kalau nyatanya mereka tidak menyukaiku sedari awal? Aku mengalah, tapi akhirnya terkalahkan. Aku diam, aku tidak peduli, namun lama kelamaan justru terbiasa, padahal perkataan dan tindakan mereka semena-mena. Aku ingin pergi.”

#6
Notulen? Ia memang pahit, brengsek. Tapi ia bukan orang ketiga yang tersingkir: ia seseorang yang mereka inginkan sebagai manusia ketiga! Kalau tidak tahu, tutup mulutmu! Sudah cukup racun di pikiran bencimu sendiri.

#7
Selamat pagi, Mbak Wati. Selamat siang, Iruka. Selamat sore, pantai karang. Selamat malam, angin dingin. Terima kasih telah mengingatkanku pada mula cintaku di peluk kalian. Bahwa di sini, pernah ada keluarga yang kupunya. Satu per satu mereka menemukan kehidupan baru, dan datanglah malapetaka. Apa yang kuinginkan di masa kemarin bukan manusia-manusia jahanam ini. Sia-sialah aku mencari bayanganmu, ia sudah disergap kelabu.

Tak apa, aku masih memiliki genggaman yang semakin kuat untuk terus melawan gravitasi, menelisik rekahan, menggores bebatuan, mencari lubang: menjadi penari perkasa di tengah ketinggian. Menerjemahkan ‘tidak pernah menyerah’ dengan caraku sendiri.

Di Tebing, aku hidup.

#8
“Kok kamu bisa deket sama Lala sih? Kan dia banyak yang nggak suka.”

#9
Peduli setan, setan tak peduli, setan sudah berhasil mengipasi nafsu binatang yang duduk manis di logika kalian.

#10
Karena ‘cukup tahu’ dimulai dari ‘cuk’. Benar?


Aku mencintai kotak ini, bukan kalian.
Yogyakarta, 031013.

Pasca Hubungan Terakhir.

Aku menjelma mesin-mesin yang bergerak otomatis menjalani setiap inci kehidupan.
Berlumur senja kelam, selayak diam beranjak terpatahkan.
Tiada beritakah silangan takdir, caramu bersentuhan?
Petaka, yang lama-lama mati berkesudahan.

Yogyakarta, 031013.