Karena belum pernah disentuh, ia gemetar. Takut. Namn sekali merasakan, ia terisap dalam-dalam. Larut. Tak bisa kembali.
Di titik ini, ia menertawakan dirinya sendiri. Naif. Terlalu munafik untuk mengakui gejolaknya. Ia butuh, bukan sekadar ingin.
Waktu berikutnya ia tak lagi sadar. Naluri mengambil alih raganya, nafsu menaklukkan jiwanya. Dan lepaslah jeruji besi yang pernah ia tempa susah payah dengan keringatnya sendiri.
Tinggal... menikmati.
Stres di Sekret.
Yogyakarta, 251213.
No comments:
Post a Comment