Wednesday, June 5, 2013

Di Atap.

Tatkala tikaman sejuta tetes tinta di atas kertas tak jua membuat dirinya bernyawa di kedua mata itu.
Ketika  selaksa kedip aksara di layar tak mampu membuat dirinya berharga di semesta hati itu.
Saat seribu kata-kata terbias di udara tak juga sanggup membuat dirinya bermakna di angkasa pikiran itu.
Ia kehabisan cara untuk membuktikan dirinya masih bisa berdiri di tengah reruntuhan malam itu.

“Dia nggak mau kalau harus dia yang bilang... Bener-bener nggak mau...”
Sebuah cerita yang merusak hariku. Seketika.

Yogyakarta, 040613.

No comments:

Post a Comment