Aku menyeberangi sepi.
Kupanggil namamu, wanitaku.
Godaan cakrawala menggapai hatiku.
Aku rindu pancaran matamu.
Aku ingin ingat lagi bau tubuhmu yang bahkan mungkin sudah kulupa.
Aku hanya melepas kagumku.
Kagumku yang tak beralasan namun pasti.
"Aku sudah berusaha menepisnya. Namun maaf, diam-diam aku jatuh cinta padanya ."
Maaf, aku tidak sengaja jatuh cinta padamu.
Aku tidak sengaja menjadikanmu 'karena' dalam setiap 'mengapa' yang bermuara di benakku.
Malam adalah ketika indahnya cahaya bulan tidak ada apa-apanya jika bisa melihat pancaran matamu.
"Aku suka hujan, karena di dalam hujan ada lagu yang hanya bisa didengar oleh mereka yang rindu."
Ditulis oleh Mas Yandi Abizar Irham di bukuku, di Burjo Tingkat.
Ditujukan untuk seseorang entah siapa.
Bukuku hanya merupakan titipan sementara bagi kata-kata ini, sebelum mereka tertuju entah kemana.
Yogyakarta, 021212.
Ditujukan untuk seseorang entah siapa.
Bukuku hanya merupakan titipan sementara bagi kata-kata ini, sebelum mereka tertuju entah kemana.
Yogyakarta, 021212.
No comments:
Post a Comment