Monday, October 14, 2013

Adakah?

Malam merekah. Bunga api beterbangan menghangatkan lingkaran di tengah suara.

Aku duduk sedikit di luar mereka, pening karena sedari kemarin tak boleh memejamkan lelah. Kamu menghampiri, duduk di sisiku diam-diam.

Aku memberanikan diri menatapmu dan berbicara.

"Aku takut aku jatuh cinta padamu. Menurutmu aku harus bagaimana?"

"Kamu bertanya pada orang yang tidak tepat."

"Tidak. Ini tentangmu, tentu saja lebih baik aku bertanya padamu daripada orang lain."

"Aku bingung."

Seseorang memanggilmu untuk mengurusi api yang mulai redup. Ketika kembali, kamu menyodorkan botol minum kecil berisi cairan gelap.

"Minuman terenak sedunia," katamu. Kubuka botol, ternyata kopi. Masih panas. Kupersilakan kamu menenggaknya lebih dulu.

"Ini terlalu manis. Kurang pekat."

Aku mencobanya dan sepakat tanpa pikir panjang.

Hening.

"Apakah aku sebaiknya meneruskan ini, atau lebih baik menyudahinya?"

"Aku masih tidak mengerti apa maksudmu."

"Ya ketika kamu merasa takut, apa yang menurutmu baik? Terus melangkah atau diam?"

"Mengapa harus takut?"

Baiklah. Malam itu juga aku memutuskan untuk tidak menangis. Menyerah, kemudian membunuhi perasaan yang terlanjur hidup dan tumbuh. Sayang. Usianya baru hampir setahun.

Memori TKA 2013.
Yogyakarta, 11-131013.

No comments:

Post a Comment