Kamu bukan alasanku menulis.
Kamu bukan sosok di balik setiap tulisanku.
Lebih dari itu.
Kamu adalah manusia yang membuat tulisanku
ada.
Jadi, kalau benar sekarang aku dituntut untuk
selalu berkutat dengan tulis-menulis.
Terlebih dahulu harus kupastikan kamu tetap di
sana.
Ada secara nyata.
Di tempat yang bisa kujangkau dengan mataku.
Rasaku.
Imajinasiku.
Dan lain-lain.
“Aku belum bilang iya.”
“Kenapa?”
“Aku merasa nggak yakin sanggup kalau harus
nulis terus.”
“Ya kan yang nulis bukan kamu semua, cukup
jadi koordinator.”
“Tetep nggak yakin.”
“Ah, ayolah. Kami udah memberi kepercayaan lho
sama kamu.”
“Iya sih, tapi... ada alasan lain.”
Yogyakarta, 200613.
No comments:
Post a Comment