Jadi malam ini aku merasa terlalu
emosional untuk menulis sebuah puisi dan ujung-ujungnya malah menulis sesuatu
dengan bahasa selugas-lugasnya begini.
Ternyata, kalau kamu sudah menyayangi
seseorang, tanpa peduli sayangnya jenis yang seperti apa, entah sayang sebagai
kakak, adik, saudara, keluarga, kekasih, saat kamu mendoakan yang terbaik untuk
mereka dan benar-benar berharap untuk itu, lalu ternyata Tuhan memilihkan jalan
lain yang kebetulan tidak seperti yang kamu harapkan, walaupun kamu mengerti Dia
Maha Tahu yang terbaik, rasanya... kecewa.
Jauh lebih kecewa daripada mendapati
diri kamu sendiri ada di posisi yang sama.
Yah, entah sedang cengeng atau
apa, tapi rasa kecewa ini bukan sesuatu yang bisa dipendam dan didiamkan. Dan aku menangis
tanpa tahu alasannya.
Aku memang tidak tahu apa-apa.
Aku memang tidak secerdas pemikir-pemikir itu dalam mengingat, meninjau,
mempertimbangkan, dan memutuskan. Tapi... ya. Manusia bisa salah.
Manusia bisa salah.
Aku akan berusaha keras untuk
TIDAK menggagalkan impian itu.
LEAD!
"So don't apologize.
Defend, just be alive.
We’re all trying.
To get it right tonight.
Never give up.
Never give up.
Never.
Never give up.
Never let up.
Ever.
Never give in.
You’re an army of one...
Never give up.
Never give up.
Never.
Never forget.
Where you’re from.
Never give up.
Army of One-Bon Jovi.
Yogyakarta, 160413.
No comments:
Post a Comment