Empat.
Senja ini bercerita
tentang dua sahabat yang bersama membongkar wajah-wajah lama di dalam sebuah
kotak nan beranak-pinak. Antara terpingkal dan tersedu membaca rangkaian kata
yang bisa dibaca, sekaligus menyimpulkan manusia macam apa dulunya: kau.
Sepuluh.
Malam ini bercerita
tentang seseorang dan malaikatnya yang baru, entah yang sesempurna apa itu.
Kata ‘malaikat’ begitu mengusikku akhir-akhir ini, seolah memaksaku menuliskan
roman-roman picisan. Tapi aku tak punya daya untuk bertahan di
tengah-tengahnya: mereka.
Sebelas.
Larut ini bercerita
tentang cinta yang mulai pudar dan seterusnya di sebuah tempat yang kupikir segalanya. Kemudian satu per satu gagasan itu berubah lusuh, kusut.
Penuh tanda tanya. Selaras dengan kaburnya bayang-bayang kebahagiaan yang
dulunya tergambar jelas bersama: kalian.
Yogyakarta, 160313.
No comments:
Post a Comment