Saturday, March 16, 2013

Empat. Sepuluh. Sebelas.



Empat.
Senja ini bercerita tentang dua sahabat yang bersama membongkar wajah-wajah lama di dalam sebuah kotak nan beranak-pinak. Antara terpingkal dan tersedu membaca rangkaian kata yang bisa dibaca, sekaligus menyimpulkan manusia macam apa dulunya: kau.

Sepuluh.
Malam ini bercerita tentang seseorang dan malaikatnya yang baru, entah yang sesempurna apa itu. Kata ‘malaikat’ begitu mengusikku akhir-akhir ini, seolah memaksaku menuliskan roman-roman picisan. Tapi aku tak punya daya untuk bertahan di tengah-tengahnya: mereka.

Sebelas.
Larut ini bercerita tentang cinta yang mulai pudar dan seterusnya di sebuah tempat yang kupikir segalanya. Kemudian satu per satu gagasan itu berubah lusuh, kusut. Penuh tanda tanya. Selaras dengan kaburnya bayang-bayang kebahagiaan yang dulunya tergambar jelas bersama: kalian.

Yogyakarta, 160313.

No comments:

Post a Comment