Untukmu, Pahlawanku.
"Teruslah
menulis. Tanpa kautahu. Ada yang diam-diam tertawa, menangis, haru,
terinspirasi, sesaat setelah membaca setiap katamu."
Dikutip dari tweet @Mas_Aih, aku lupa menemukan akun dan tweet ini saat membuka Twitter siapa.
Dan memang begitu kenyataannya.
Aku ingat beberapa waktu lalu, saat beberapa orang yg lebih mengenalmu, memberitahukanku bahwa kau pandai menulis. Aku ingat, betapa aku harus mengumpulkan keberanian untuk menanyakan , sendiri, padamu, di mana aku bisa membaca tulisan-tulisanmu. Aku ingat, tiga kali kau sampai mengulang alamat itu ketika aku berusaha menulisnya dengan benar dalam catatan di telepon genggamku.
Saat aku membukanya, membacanya, meresapinya... Kekaguman itu muncul seketika. Tulisan-tulisanmu begitu indah, dalam, bermakna. Rangkaian kata-kata penuh arti, teka-teki, dan catatan dari hati. Dan yg membuatku terpana adalah, gaya penulisanmu, sejujurnya, merupakan gaya penulisan yg selama ini aku inginkan. Hanya saja aku tak mampu dan tak tahu bagaimana mengungkapkannya dalam tulisanku. Aku ragu, bimbang apakah harus senang atau sedih. Senang, karena akhirnya aku menemukan tulisan yg akan selalu ingin kubaca. Sedih, karena gaya penulisan yg kuinginkan telah menjadi dirimu, karena aku tak akan bisa seperti itu.
Setelahnya, entah mengapa ada sebuncah semangat dalam diri ini untuk mewujudkan cita-cita pribadi yg lama tersembunyi. Sekaligus tantangan yg diberikan seseorang di masa laluku. Blog ini. Sekedar untuk memenuhi itu, sama sekali bukan tempat untuk memamerkan rangkaian kata-kata milikku. Lama terpendam selama enam tahun, akhirnya aku berhasil menyelesaikan blog ini, lengkap dengan semua tulisan dan tampilan yg benar-benar aku inginkan, dalam waktu delapan jam saja. Menghabiskan dana hanya dua puluh ribu rupiah.
Tak berhenti sampai di situ, sekarang produktivitasku dalam menulis meningkat tajam. Karena inspirasi yg diberikan tulisan-tulisanmu memang tak berhingga.
Oleh karena itu, izinkanlah aku, mengucapkan terima kasih. Atas segala inspirasi yg telah kau berikan melalui tulisan-tulisanmu.
Aku sudah berusaha mengungkapkannya, waktu itu, pada hariku. Hanya sepotong kue dan sebaris kalimat yg kuucapkan. Sambil lalu. Entah kau mendengarkan atau tidak. Kau pasti mengerti, betapa besarnya arti 'terima kasih'. Walau itu hal kecil, mungkin. Walau kau tak pernah menyadari betapa bermaknanya hal itu bagiku. Atau, walau kau tak pernah tahu.
Hari ini adalah hari pahlawan. Dan baru aku tahu, hari ini juga merupakan harimu.
Untukmu, Pahlawanku.
Sekali lagi, terima kasih.
Hanya itu yg bisa kuberikan di harimu.
E. X.
Yogyakarta, 101112.
No comments:
Post a Comment