Malam ini bertudung gelap.
Angin berhembus pelan, melengkapi
diamnya batu pipih lebar tempatku berbaring.
Berkhayal.
Aku melewatkannya dengan bayangmu di mataku yang terpejam.
Aku berharap bahwa raga kita adalah satu-satunya pembeda:
bukan lautan setengah dunia,
bukan cara kita menyembah Dia,
bukan seseorang
yang kini ada di antara,
bukan jarak yang membentang atas kasta,
bukan jurang
pemisah tanah dan angkasa,
bukan keasingan di sela nama,
bukan dosa menikmati dunia...
Suatu hari nanti kita akan menyeberanginya,
selangkah demi
selangkah,
separuh untuk masing-masing cinta.
Bersama-sama menyingkirkan
kerikil dan batu dan karang pembeda.
Sementara itu, suaramu selalu berhasil mengoyak jiwa...
“Loving him is like driving a new Maserati down a dead-end
street.”
Mantingan, 05-060215.
No comments:
Post a Comment