Monday, August 4, 2014

Fakta Setahun Ditimpa Fiksi Sehari.


“Kalau aku menolak?” mataku melintasi mie dok-dok rebus yang mengepul panas di meja.
“Wah ini kan amanah, apa iya kamu mau mengecewakan orang-orang yang sudah memberi kepercayaan terhadapmu?”
Diplomatis dan sedikit menjebak. Tak seorangpun mengira, setahun ke depan hidupku ditentukan percakapan tengah malam di sebuah burjo.
*
Job description Divisi Jurnalistik: Bertanggung jawab terhadap publikasi kegiatan Palapsi dalam berbagai kegiatan rutin jurnalistik, bertanggung jawab terhadap pemberdayaan SDM dalam hal jurnalistik, berkoordinasi dengan Kabid Penunjang dan semua bidang di Palapsi yang berhubungan dengan jurnalistik, dan bertanggung jawab terhadap informasi non-digital Palapsi.
*
Beberapa minggu ini ia tidur berteman laptop menyala. Seringkali ia tergeragap bangun, kemudian meraih mesin persegi panjang itu begitu saja. Mengetik dipandu mimpi, melanjutkan tulisan atau suntingan yang belum sempat ia selesaikan. Ketika ia sepenuhnya terjaga, hal pertama yang tertangkap mata adalah seperangkat bahan prakarya. Artinya, ada aksi potong dan tempel yang menantinya.
*
Aku cukup gemas pada orang-orang yang menolak menulis bahkan sebelum mereka mencobanya. Lebih-lebih, mereka yang mengulur tenggat dengan alasan malas atau lupa. Reward? Tak terlalu ada gunanya—hanya barang-barang kecil yang berharga sepersepuluh uang saku harian mereka—mampu mereka beli dengan mudah. Akhirnya teror “setor tulisan” kuberlakukan. Aku menyebutnya “pemaksaan yang dilegalkan”.
*
Produk Jurnalistik secara umum terbagi menjadi dua fungsi, internal dan eksternal. Produk internal dalam bentuk mading bertujuan untuk menginformasikan kegiatan Palapsi pada mahasiswa di Gedung K, mengingat pusat perkuliahan ini jauh dari sekretariat. Sementara itu, buletin sebagai produk eksternal sejatinya merupakan sarana menggaungkan kegiatan Palapsi di kalangan sesama organisasi kepecintaalaman, dengan pertimbangan jarangnya kami berkunjung ke markas mapala lain.
*

Tidak adil. Mereka bilang, semua divisi di bidangnya berhak memberdayakan seluruh SDM yang tersedia. Realita yang mengemuka justru ketimpangaan. Semua orang akan menyingsingkan lengan, mengorbankan waktu, tenaga, pikiran sampai jauh malam, berhari-hari, sampai membolos juga, jika rupiah adaalah tujuannya. Akan tetapi, sedikit sekali orang yang dengan sukarela dan senang hati mengetik tulisan singkat tentang sebuah event yang barusan berlalu, padahal hal itu hanya makan waktu sepuluh menit tanpa potongan penghasilan.
*
Bagus. Aku suka kok. Yah, 4 dari 5 lah... NGU! cerita suatu sore dengan apresiasi seorang senior dari jauh.
*
Belakangan ia mengaku sering menjumpai sebuah kotak. Sepertinya tak baru, namun rasa asing terus menyerbu. Apalagi kemudian dilihatnya tumbuh sebuah kaki besar berbulu dan bau dari dasarnya. Kaki itu menendang-nendang. Bahwa jarinya tujuh atau delapan, tak lagi ada bedanya.
*
Aku dibesarkan aksara dan kata-kata di antara ketinggian Tebing. Di sana, pasti ada masa-masa ketika senja telah turun mendahului keinginanku untuk memuncaki sebuah jalur. Sayangnya, tak ada kesempatan lagi untuk mencobanya esok hari. Operasional telah berakhir...

Mantingan, 080814.

No comments:

Post a Comment