Sunday, June 30, 2013

Menuju Pulau Sebentuk Huruf.

Adam.

Berkutat dengan buku mungil berbahan kertas cokelat daur ulang. Menggambarinya dengan hal-hal menarik. Mengarahkan kameranya ke mana saja, yang penting warna hasil fotonya monokrom. Handphone setia dipasang pada flight mode. “Aku nggak mau kembali ke peradaban.”



Aliya.

Sebentar-sebentar memejamkan mata sambil berbaring. Akhirnya tidur betulan. Galau antara gerah dan keanginan tertimpa angin laut. Carrier yang menurutnya “Setinggi Monas!” harus dipanggulnya selalu. Kerap dipotret dengan pose galak. Status ‘malaikat’-nya selama ini dipertanyakan.



Faris.

Sering kepergok memelototi handphone dan terus berkirim pesan entah pada siapa. Menolak berterus terang dan menyembunyikan benda itu sesigap mungkin sebelum dikepo orang. Sudah menulis dua-tiga halaman di buku bersampul batik bairunya yang baru. Berandai-andai, “Ada putri duyung nggak ya?”



Brain.

Juaranya menghilang. Naik kapal lalu raib begitu saja. Untung ia berhasil mencarikan lokasi yang lumayan. Sempat ditawari beli brem, padahal orang Madiun. Membawa-bawa buku berat tentang kebanggaan menjadi seorang muslim. Overdosis minuman cola.



Aji.

Pose-posenya bertebaran di segala penjuru. Gara-gara makan siang super minimalis, ia dan Awang bantingan beli ayam goreng. Tidak enak juga padahal. Juru bicara untuk acara building rapport dan tawar-menawar barang karena fasih bahasa Madura, jadi dapat banyak kemudahan selama di pelabuhan. Kegondrongan meningkat pesat.



Awang.

Tidak bisa lepas dari rokok. Sudah rahasia umum. Membaca buku ‘Madre’ punya Adam, sesuatu yang langka terjadi. Bingung mencari tempat mengisi baterai handphone karena yang sedang di Lombok menuntut kelancaran komunikasi. Sebagai pemanjat sejati, tetap memanjat pagar kapal walau jelas-jelas dilarang.



Arma.

Sulit dibedakan saat-saat dia sadar atau tengah bermimpi. Mengisi TTS dengan gaya Eat Bulaga, yang berakhir dengan munculnya sejumlah jawaban konyol. Dibilang punya ESQ tinggi gara-gara sering tidak nyambung. Bawa-bawa buku tentang backpacker.



Lala.

Tidak mau lepas dari tas selempang merah yang berisi segalanya. Mengerutkan kening setiap ada bercandaan tidak jelas. Menamatkan semua buku kecuali milik Brain. Sering membetulkan kerudung. Paling cerewet menyuruh Aji potong rambut. Belajar mengutak-atik kamera canggih Adam. Dan tentu saja, kedinginan sambil sibuk mencatat apapun untuk inspirasi tulisan berikutnya.



KM Lambelu.
Perjalanan Surabaya-Makassar, during Follow Up Diklat 2013 PALAPSI UGM 'Jelajah Sulawesi'.
Laut Jawa, 300613.

No comments:

Post a Comment