Lewat sela jemari, tapak demi tapak beranjak melalui batas kaki. Berdua letih dan tabur pasir. Terlena. Rebah.
Digerakkan semua tangan kaki. Membentuk butiran kipas. Terlihat karang tajam di atas sana. Terbang. Jauh.
Di sini gelap. Seperti menjelang senja. Ditemani angin basah. Roda bergulir terus-menerus. Berkibar lambaian dari barat.
Telapak penuh goresan. Berbukit-bukit kasar. Awan di garis cakrawala memacu deras. Hujan mengguyur. Laut berbuih riuh. Kencang.
Badai.
Aku menggigil sendirian.
Tak ada yang benar maupun salah. Hanya mengiyakan, tapi menyakitkan.
Ditulis sepulang dari pantai cinta pertama, Siung.
Yogyakarta, 080413.
No comments:
Post a Comment