Thursday, April 18, 2013

COUNTER PA(H)IT!


Apa yang pertama kali kamu pikirkan ketika mendengar kata pahit? Mungkin jamu yang memang terkenal memiliki rasa demikian. Mungkin obat, entah dari bahan-bahan kimia yang digunakan untuk membuatnya atau apa. Bisa saja sayuran, seperti daun pepaya dan pare. Atau kopi, apalagi yang kental tanpa dibubuhi gula sedikitpun. Yang lain?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,  kata pahit setidaknya memiliki dua pengertian. Pertama, rasa tidak sedap seperti rasa empedu. Kedua, tidak menyenangkan hati, menyusahkan hati, atau menyedihkan. Namun, dalam kehidupanku sehari-hari yang dikelilingi manusia-manusia yang pandai bersilat kata, termasuk memberikan pemaknaan baru terhadap suatu kata, kata pahit sepertinya cenderung diasosiasikan sebagai “kisah asmara yang tidak berujung bahagia.” Hem. Lumayan mirip dengan pengertian kedua, akan tetapi dalam pengertian ketiga, penekanan makna kata pahit sepertinya lebih jleb alias menusuk-nusuk hati. Contoh kasusnya, ketika kamu jatuh cinta pada seseorang yang berbeda keyakinan denganmu. Kamu yakin, sementara itu tidak demikian halnya dengan dia. Begitu mendengar kabar tersebut, manusia-manusia ini akan mengeluarkan segenap kemampuan mereka untuk ngece serta mbosok, plus memberikan gelar pahit padamu. Sempurna.

Lalu, apakah kepahitan merupakan akhir dari segalanya? Tentu tidak. Sebenarnya, apabila kamu mengalami situasi pahit, ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk keluar dari kubangan kepahitan, atau setidaknya mengurangi keinginan muntah sebagai efek dari rasa yang cukup tidak mengenakkan tersebut. COUNTER PA(H)IT! Terinspirasi dari P3K andalan tim Tebing FUD 2013 yaitu Counterpain,  jurus COUNTER PA(H)IT  sangat disarankan untuk  dicoba. Aku menyebutnya sebagai Formula H2SC.

Rumusan Formula H2SC:
  1. HAPUS semua hal yang berhubungan dengan sumber kepahitan.  Sms, akun jejaring sosial, benda-benda  pemberian, foto yang tersebar di setiap memori barang elektronik yang kamu miliki, barang-barang yang berkaitan secara langsung dan tidak langsung. Jangan sedikitpun merasa sayang, ingat, semua ini demi rasa hidup yang lebih nikmat!
  2. HINDARI kontak dengan sumber kepahitan. Bukannya bermaksud lari dari kenyataan, hanya saja jika kita terlalu sering terekspos keberadaan sang tersangka, akan jauh lebih sulit bagi kita untuk melupakannya. Ibarat minum jamu yang jelas-jelas rasanya pahit tapi kita meminumnya terus-menerus, rasa pahit di lidah dan kerongkongan akan sulit dihapus. Kalau perlu, puas-puaskan menemuinya dalam satu jangka waktu sebagai persiapan absen kontak.
  3. SALURKAN segala perasaanmu ke media yang tepat. Marah atau sedih merupakan emosi yang wajar kita rasakan dalam situasi pahit. Tidak baik jika hal itu dibiarkan, karena akan ada kecenderungan destruktif yang bisa membahayakan diri kamu sendiri maupun orang lain. Daripada menelan korban yang sia-sia, lebih baik tuangkan perasaanmu ke dalam sebuah karya (lagu, tulisan, dan sebagainya), atau kegiatan lain yang bermanfaat seperti belajar dan berolahraga. Lampiaskan benar-benar agar kamu dapat merasakan kelegaan yang luar biasa. Biasanya, hasil yang kita peroleh dari pelampiasan ini lebih bagus lho, dibandingkan tanpa perasaan yang meluap.
  4. CARI sesuatu yang baru dan berbeda jauh dengan sumber kepahitan. Yah, bisa jadi seseorang yang baru, organisasi baru, tempat tinggal baru. Perbedaan yang ada akan membuat dirimu mengalami penyegaran dari berbagai aspek. Dan pastinya, siap untuk merasakan perasaan-perasaan serta kondisi-kondisi menyenangkan di hari esok yang cerah ceria. Bahagia!

Poin-poin di atas hanya akan berhasil jika ada keinginan kuat dari kamu untuk melawan kepahitan yang ada. Lain halnya jika kamu justru nyaman dengan kepahitan yang kamu rasakan dan malah menikmati keadaan. Ckckck. Angkat tangan. Kalau boleh jujur, aku sendiri belum berhasil menyelesaikan kepahitan yang aku rasakan empat tahun terakhir. Padahal aku tipe pembenci orang yang seringkali menyarankan orang lain untuk melakukan sesuatu, sementara dia sendiri belum melakukan hal tersebut. Lalu?

Entahlah.

Sekian.

Selamat mencoba saja dan semoga berhasil.


Konsep dibuat di kelas Biopsikologi, K-303, 120413.
Ditulis dengan gaya bahasa yang sama sekali berbeda pukul tiga dini hari, gabungan keinginan tubuh untuk tidur yang nihil serta semangat untuk meyelesaikan target sepuluh tulisan hari ini.
Yogyakarta, 160413.

No comments:

Post a Comment