Thursday, January 10, 2013

Untuk-Nya.


“Manusia yang sedang dilanda cinta adalah makhluk konyol,” hipotesisnya refleks ketika melihat banyak sejoli berduaan, di antara rerimbunan pohon teh. Di satu tempat yang dingin, tinggi, dan kami bisa melihat apa-apa yang dilakukan para sejoli itu diam-diam di bawah sana, di balik hamparan kebun teh ini. Berteman cokelat panas dalam termos dan donat.

Aku tertawa. Sepertinya hawa sejuk sudah mengontaminasi otaknya yang memang sedang butuh penghiburan atas kemurungannya akhir-akhir ini. Entah mengapa.

“Lalu?”

“Kau tahu, mereka akan terus-menerus menuliskan nama satu sama lain dengan frekuensi yang tidak masuk akal. Dalam bentuk-bentuk yang aneh pula, menurutku. Goresan di pohon, ukiran di meja, di balik setiap potret yang mereka simpan. Status Facebook, mention Twitter. Atau, mungkin dalam buku harian, memo di telepon genggam mereka...” katanya cepat, seolah gagasan itu sudah sekian lama terpendam dan tak sabar untuk dikeluarkan.

Kurapatkan jaketku sambil memandang sekilas mentari, yang dengan baik hati mengusir mendung hari-hari kemarin. “Kau sendiri bagaimana? Kalau kau melakukannya juga, berarti sama saja kau mengemukakan kekonyolanmu sendiri. Tak ada bedanya dengan mereka-mereka yang barusan kau sebut itu. Atau memang demikian?”

Ia mengisi ulang cangkir cokelatnya yang sudah kosong sejak tadi. Mereguknya sekali telan. Lama diam. Hembusan angin membuat lama itu semakin terasa.

“Hoi?”

Ia memandang ketidaksabaranku dengan mimik serius. “Aku adalah makhluk paling konyol sedunia. Karena, tak sekedar seperti mereka, aku menuliskan namanya di segala tempat yang bisa. Bukan hanya wujud nyata. Di otakku, pikiranku, perasaanku, jiwaku. Apa saja. Bahkan aku menuliskannya tanpa jeda, tanpa jarak. Selalu dalam setiap doa. Ada pada masing-masing detik. Dan hal itu baru aku sadari belakangan ini.”

Aku tersenyum, mencerna rentetan kalimat barusan kemudian berbaring, menghadapkan diri pada langit.

Satu orang lagi telah menemukan cinta pada DIA yang ada di balik segalanya. Yah, kurasa sekarang adalah masa bulan madunya.

Semoga berlangsung selamanya.

Yogyakarta, 100113.

No comments:

Post a Comment