“Eh.”
“Apa?”
“Jangan sering-sering sms nggak penting dong. Kita kan udah nggak kayak
dulu.”
“Aku aja kok yang pengen. Nggak usah dipeduliin.”
“Jujur, aku risih.”
“Hm. Udah. Stop. Paling nggak kamu bilang. Maaf ya.”
“Kenapa sering sms gitu? Aku bingung mau bales gimana.”
“Oh. Itu emang sms satu arah yang nggak perlu dibales.”
“Lain kali kalau sms yang penting aja. Kasihan pulsanya.”
“Iya. Walaupun kalau gitu sih ntar jadinya aku malah bakal nggak pernah
sms.”
“Kok bisa?”
“Inget Nova? Dulu aku juga sering sms searah setelah mundur dari dia.
Suatu saat dia nanyain hal yang sama. Habis itu aku nggak pernah sms dia lagi,
hahaha.”
“Mending ketemu sekalian lah. Sms buat janjian aja.”
“Yokai. Siap.”
“...”
“Oh ya, selama di sini kamu udah sakit apa belum?”
“Alhamdulillah belum sih. Seneng aku banyak sehatnya. Heran lho,
padahal aku capek dan kegiatanku banyak.”
“...”
“Kenapa?”
“Kamu inget pas minggu kemarin aku sms ‘Jaga kesehatan ya.’ Itu?”
“Wah iya lupa, ya pas itu aku sakit sih. Nggak parah tapi, cuma perlu
istirahat.”
“Syukur deh.”
“Sebenernya waktu itu aku kaget kenapa kamu bisa smsnya pas banget
gitu.”
“Soalnya aku sakit. Dan somehow I know, kamu kayaknya sakit juga.”
Dan kuat. Entahlah.
Kedua gambar ini karya Kelana Bayu Aji.
Kedua gambar ini karya Kelana Bayu Aji.
Yogyakarta, 160113.
2 coment:
ReplyDelete1. kepingan percakapann nya ada yg beda.
2. "to be continue"
Iyalah. Masa gak pakai sensor.
ReplyDeletetapi kadang kalau kamu menghilangkan salah satu kepingan dari penjelasanku, bisa g kliatan utuh akhirnya
ReplyDeleteoverall i dont mind for this hahaha
Yang utuh bukan buat mereka kok.
ReplyDeletekalau kamu pengen aku cerita apa bilang ja kpan2
ReplyDeleteMaleees
ReplyDelete