Bagian I : Retih Perih.
Kau meruahkan kupu-kupu di hatiku
tapi lalu menguburnya dalam-dalam,
menamparku seketika dengan sebuah kenyataan.
Aku dipeluk dingin malam
untuk setitik tangis terbujur kaku,
dan gelap darah tercabik terngiang.
Beri aku kesempatan untuk membencimu, bukan alasan untuk menanti waktu.
Mantingan, 160609.
No comments:
Post a Comment